Minggu, 12 Juni 2011

QUIZ Psikologi Anak-Media Edukasi Anak

Pengantar:
"Sudah bukan lagi zamannya anak belajar hanya melalui media buku. Di era globalisasi dimana perkembangan teknologi berkembang sangat pesat, film dan bahkan game dapat menjadi media edukasi yang teryata dapat meingkatkan intelegensi, kreatifitas, konsentrasi dan moral dengan cara yang lebih menyenangkan. Yuk ajak anak-anak kita untuk belajar sambil bermain melalui beberapa media di bawah.."

Data Umum
Jenis  : Film interaktif
Judul : Smart Parents & Smart Kids Ep.8 “Balon Ku”
Durasi : 24 menit, 43 detik
Tahun : 2009
 Jenis : Buku Pop Up
Judul : “The Thin Man Who Wants To Become Fat”
Halaman : 24 hlm
Tahun : 2009
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Jenis : Game On Line
Judul : “Doraemon World Web”
Alamat Web :
Category Game : Skill games
Update : 05-09-2008
Size : 0.09 MB

Penyampaian content
§ Boneka seukuran manusia bercampur dengan manusia
§ Film dengan penyampaian visual , menyanyi bersama, dan percobaan-percobaan sederhana

§ Buku cerita dengan menggunakan ilustrasi cartun dengan teknik pop up full warna
§ Buku cerita dengan pop up yang masih dalam betuk bongkar pasang, sehingga mengajak anak untuk membuat buku pop upnya kreasinya sendiri dengan menyusun gambar-gambar yang masih terpisah, menggunting, dan menempel. Ketika item-item di dalam buku telah lengkap, baru anak mulai dapat membaca bukunya.
§ Buku cerita dua bahasa. Bahasa Indonesia dan bahasa Inggrris.

§ Game on line
§ Belajar sambil bermain
§ Membantu Doraemon untuk mencoba layang-layang barunya, terbangkan layang-layang ini dan jangan sampai menabrak burung-burung atau benda apapun di udara.
Content
VCD interaktif yang berisi tentang belajar, bermain dan berkreasi dengan balon warna warni
Bercerita tentang usaha John pria yang sangat kurus yang ingin orang di sekitarnya memanggilnya dengan namanya bukan memanggilnya Si Kurus.

Game ini menceritakan soal petualangan Doraemon, tokoh robot kucing sahabat Nobita, yang diadopsi dari komik Jepang. Doraemon berusaha menerbangkan layang-layangnya, dan Anda bisa membimbing si kecil untuk membantu agar layang-layang Doraemon bisa terbang.
Tujuan/ materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·     Mengenalkan pada anak tentang jenis-jenis balon
·     Manfaat balon dalam kehidupan sehari-hari
·     Cara membuat benda-benda (mahkota, pedang, dll) dengan media balon
·     Memberitahu pada orangtua tentang metode mendidik anak yang tepat
·     Memberitahu pada orangtua untuk mengenalkan anak tentang pengetahuan umum scara dini
·     Untuk mencerdaskan dan meningkatkan kreatifitas anak

·     Mengajarkan anak belajar membaca
·     Mengajarkan anak belajar bahasa inggris
·     Untuk mencerdaskan dan Melatih kreatifitas anak dengan cara membuat buku pop upnya sendiri
·     Mengajarkan anak bagaimana menyelesaikan masalah
·     Mengajak orang tua untuk mengajarkan bahasa Inggris sejak dini

·     Mengajarkan anak belajar dengan cara yang lebih menyenangkan
·     Mengajak orang tua untuk belajar dan bermain bersama dalam meningkatkan kreatifitas imajinasi, kepekaan, dan konsentrasi anak
·     Mengajarkan anak-anak untuk saling membantu sesama yang membutuhkan pertolongan
·     Mengajarkan moral dan intelegensi anak
Sasaran pembaca/ penonton
ü Cocok untuk semua umur dimana lebih dikhususkan pada anak sekolah usia 6-10 tahun karena anak pada usia tersebut sudah mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi menganai apa saja yang ada disekitarnya. Contohnya ingin mengetahui lebih banyak tentang balon.
ü Cocok untuk anak laki-laki ataupun perempuan karena baik anak laki-laki ataupun perempuan memiliki rasa ingin tahu tentang dunia luar yang sama.
ü orang tua anak karena dalam VCD interaktif tersebut juga ditunjukan metode dalam  mendidik anak dengan menyenangkan dan penuh interaksi (metode gleendomen)

ü Cocok untuk semua umur namun lebih cocok untuk anak usia 7-15 tahun karena anak pada usia tersebut sudah dapat berpikir logis dan sudah mulai dapat memilah milih mana letak posisi gambar yang benar dan juga sudah dapat menyusun cerita yang gambar-gambarnya terpisah-pisah hingga tersusun menjadi sebuah buku cerita yang singkat.
ü Cocok untuk laki-laki dan perempuan karena kecerdasan kreatifitas anak harus sama-sama dilatih sejak kecil. baik laki-laki ataupun perempuan harus mendapatkan ilmu pengetahuan tentang bahasa inggris sejak dini.
ü Orang tua anak karena orang tua disini dapat membantu anak mengarahkan dalam menyusun buku pop upnya sendiri dan dapat mulai mendidik anak belajar bahasa inggris melalui media buku cerita pop up

ü Cocok untuk semua umur khususnya anak usia 2-7 tahun karena anak berada pada tahap dimana anak belajar kepekaan terhadap warna, gambar, dan gerakan. Maka game ini dapat sangat membantu dalam perkembangan intelegesi dan konsentrasi anak.
ü Dapat pula dimainkan untuk anak usia 7-11 tahun karena anak pada usia tersebut sudah paham akan kepekaan warna, gambar, dan gerakan sehingga anank pada usia ini dapat memainkan game ini dengan mudah. Dan pada usia ini anak  sudah mulai melatih nalarnya dalam mengambil kemputusan dalam meyelesaikan masalah
ü Cocok untuk anak laki-laki atau pun perempuan tapi lebih cocok untuk anak laki-laki karena dalam game ini bercerita tentang membantu doraemon menerbangkan layang-layang yang lebih umum dilakukan oleh anak laki-laki meski ada pula anak perempuan yang suka permainan anak laki-laki
ü Orang tua dapat ikut membimbing anak dalam bermain game ini sehingga hubungan orang tua dan anak dapat semakin dekat

Pengemasan media (kelebihan & kekurangan)
+ Tayangannya cukup bermanfaat & sangat mendidik
+  Gambar menarik untuk dikonsumsi anak-anak
+ Sangat sesuai dengan usia yang dituju
-      Jika sasaran untuk anak-anak intonasi yang digunakan terlalu cepat.
-      Percobaan-percobaan yang digunakan kurang  banyak dan beragam
-      Media yang digunakan monoton karena hanya 1 jenis saja.
-      Benda yang ditunjukan seharusnya tidak hanya berupa gambar tetapi juga media yang asli agar anak lebih jelas wujud dan bentuknya.
 (contohnya : pada balon udara tidak hanya gambarnya saja yang ditunjukan tapi juga bentuk balon udara yang asli).

+ Cocok untuk semua umur
+ Sesuai dengan usia yang dituju
+ Sangat mendidik anak dalam mejak anak belajar memecahkan masalah dan melatih kreatifitas motorik anak dengan mengajak anak membuat buku pop upnya sendiri
+ Gambar yang full warna sangat menarik untuk dikonsumsi anak
+ Buku cerita dengan teknik pop up dapat lebih menarik perhatian anak
+ melatih anak belajar bahasa inggris
-   Pada mulanya Anak akan merasa kesusahan membuat buku pop upnya sediri apabila tidak dibantu dengan orang tua


+ Cocok untuk semua umur
+ Sesuai dengan usia yang di khususkan
+ Penyajian dalam game yang penuh warna, gerakan visual yang menarik, dan musik dari permainan game yang menambah kemenarikan dari game ini
-   Karena media ini game komputer apabila dimainkan terlalu sering atau terlalu lama dapat merusak mata anak
-   Apa bila tidak dengan bimbingan orang tua dapat menyebabkan anak ketagihan bermain game sampai lupa untuk melakukan hal yang lainnya


Teori yang Relefan
0-10 th memiliki imajinasi yang tinggi ( Clark H.W.) jadi mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara belajar sambil bermain dapat mempermudah anak untuk menyerap ilmu pengetahuan.
Menurut Clark H.W. anak pada usia 7-11 th sudah dapat berpikir logis dimana kontribusi kreatif (Sternberg,99;Stendberg, Kaufman&Pretz, 2001,2002) pada diri anak mulai tumbuh. Dan anak pada umur 11-15 th sudah memasuki tahap individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis sehingga dapat menyusun gambar-gambar cerita yang terpisah.
ü Anak pada usia 2-7 mulai  belajar kepekaan terhadap warna, gambar, dan gerakan. Maka game ini dapat sangat membantu dalam perkembangan intelegesi dan konsentrasi anak. (Clark H.W.)
ü Anak usia 7-11 sudah mulai melatih nalarnya dalam mengambil kemputusan dalam menyelesaikan masalah (Clark H.W.)






  
  • Analisis ketiga media:
Seperti yang telah dijelaskan di pengantar. Saat ini sudah bukan zamannya anak belajar hanya dengan menggunakan media buku semata melainkan dengan media lain. Telah berkembangan isu yang mengatakan bahwa perkembangan teknologi dapat merusak moral anak. Padahal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik dan tentunya tidak lepas dari pengawasan orang tua dapat menciptakan media edukasi yang dapat sangat membantu dalam proses pembelajaran anak dalam meningkatkan intelegensi, krreatifitas, konsentrasi, dan moral anak.
Berikut beberapa media edukasi yang digemari anank dan orang tua dalam proses belajar anak:
1.       Media VCD (Film)
Media pertama merupakan media VCD interaktif yang berisi tentang belajar, bermain dan berkreasi dengan balon warna warni. Dalam film ini dijelaskan tentang ilmu pengetahuan tentang balon dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Media edukasi ini sangat cocok di gunakan untuk anak Cocok untuk semua umur dimana lebih dikhususkan pada anak sekolah usia 6-10 tahun karena anak pada usia tersebut sudah mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi menganai apa saja yang ada disekitarnya. Contohnya ingin mengetahui lebih banyak tentang balon. Cocok untuk anak laki-laki ataupun perempuan karena baik anak laki-laki ataupun perempuan memiliki rasa ingin tahu tentang dunia luar yang sama. Orang tua anak karena dalam VCD interaktif tersebut juga ditunjukan metode dalam  mendidik anak dengan menyenangkan dan penuh interaksi (metode gleendomen)
Dalam teori CLARK H.W. anak usia 0-10 th memiliki imajinasi yang tinggi, jadi mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara belajar sambil bermain dapat mempermudah anak untuk menyerap ilmu pengetahuan.

2.       Media Buku Pop-Up
Media buku Pop-Up merupakan adaptasi dari buku cerita pada umumnya. Pada umumnya buku cerita hanya berisikan gambar-gambar yang biasa pula. Akan tetapi buku cerita Pop-Up menyajikan buku cerita dengan gambar 3D dengan didukung oleh pemilihan warna yang cerah dalam cerita semakin meningkatkan menarik anak-anak untuk membaca.
Selain mengajarkan anak membaca, anak juga di ajarkan belajar berbahasa inggris karena dalam buku Pop-Up menyajikan dua bahasa dalam satu buku, bahasa indonesia dan bahasa inggris.
                Dengan buku ini anak tidah hanya diajarkan membacara tapi juga mengajak anak untu berkreasi dengan imajinasinya dalam menyusun gambar dalam buku Pop-Up yang masih terpisah-pisah pada awalnya dengan menggunting dan menemperkan gambar sesuai denga urutas cerita dari halaman ke halaman.
Dalam teori CLARK H.W. anak usia 7-11 th sudah dapat berpikir logis dimana kontribusi kreatif (Sternberg,99;Stendberg, Kaufman&Pretz, 2001,2002) pada diri anak mulai tumbuh. Dan anak pada umur 11-15 th sudah memasuki tahap individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis sehingga dapat menyusun gambar-gambar cerita yang terpisah.
                Selain itu dalam teori MASLOW perkembangan kreatifitas anak dapat terlihat dari penciptaan karya-karya seni. Karya seni disni tidak harus dalam bentuk yang besar tapi kreatifitas dapt pula terlihat dari hal yang sederhanya seperti misalnya anak dilatih untuk mampu menyusun gambar-gambar sesuai dengan alur cerita, melatih anak dapat menggunting dan mengelem gambar sesuai dengan ketentuan dimana tetap dengan pengawasan orang tua.

3.       Media Game On Line
Perkembangan teknologi modern sangat membantu kemajuan dalam belajar dan pendidikan, namun tak jarang jika teknologi dituding pula sebagai salah satu penjerumus dan perusak moral anak-anak. Game onlinemerupakan salah satu yang dituding sebagai pemicu anak-anak malas belajar. Sebuah pembelajaran dan pendekatan konservatif jika belajar harus melulu dari buku. Belajar juga bisa diperoleh dari bermain, termasuk di dalam game online. Tetapi tentunya harus cermat dan spesifik memilih game online yang tepat untuk anak.
Dalam Game On Line ini mengajarkan anak belajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Mengajak orang tua untuk belajar dan bermain bersama dalam meningkatkan intelegensi, kreatifitas imajinasi, kepekaan, konsentrasi, dan moral anak, dan juga mengajarkan anak-anak untuk saling membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.
Game on line akan sangat bermanfaat bagi proses perkembangan dan pembelajaran anak apabila di gunakan dengan kadar yang benar dan tidak lepas dari pengawasan orang tua.
Menurut Teori CLARK H.W. nak pada usia 2-7 sudah mulai belajar kepekaan terhadap warna, gambar, dan gerakan. Maka game ini dapat sangat membantu dalam perkembangan intelegesi dan konsentrasi anak. Sedangkan untuk Anak usia 7-11 sudah mulai melatih nalarnya dalam mengambil kemputusan dalam menyelesaikan masalah.

  •  My Opinion
Saya lebih menyukai media BUKU POP-UP dan media GAME ON LINE karena menurut saya media-media tersebut lebih dapat menarik anak dalam proses pembelajarannya. Selain itu manfaat yang di dapat lebih banyak. Tidak hanya mengajarkan tentang perkembangan intelegensi anak saja tapi dalam media buku pop-up dan media game on lime telah mencakup banyak manfaat yaitu mengajarkan tentang kreatifitas, konsentrasi dan moral dengan cara yang lebih menyenangkan.
Sedangkan untuk media yang satu lagi, media VCD, sebenarnya media VCD dapat sangat menyenangkan dan membantu dalam meningkatkan intelegensi anak tentang ilmu pengetahuan umum dan juga meningkatkan kreatifitas, konsentrasi dan moral. Yang di sayangkan dari media VCD denga judul Smart Parents & Smart Kids Ep.8 “Balon Ku” adalah penyajiannya yang kurang menyenangkan dan menurut saya dapat sangat membosankan bila dikonsumsi oleh anak-anak.
Sehingga saya menyarankan pada orang tua untuk mulai memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dengan mulai menggunakan media edukasi yang bebeda seperti buku pop up dan game on line. Selain manfaatnya yang lebih banyak dapat mengajarkan anak untuk tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat.
Disarankan bagi orang tua untuk terus  up to date terhadap perkembangan media edukasi karena hal itu tentunya akan sangat membantu dalam perkembangan intelegensi, kreatifitas, konsentrasi dan moral anak. Satu lagi yang tidak kalah penting untuk di perhatikan adalah untuk teruh memantau dan memberi bimbimngan kepada anak agak anak tidak kelewat batas dalam menerima informasi-informasi baru agar anak tidak terjerumus dalam kerusakan moral.

*       Sekian beberapa informasi dari saya diharapkan dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan mengenai media pembelajaran baru bagi pembaca . Terimaksih.



 

DAFTAR PUSTAKA.

Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak, Jilid 1 (terjemahan dr. Med. Meitasari Tjandrasa). Edisi 6. Jakarta : Erlangga
Sternberg, Robert. J. 2008. Psikologi Kognitif (terjemahan Yudi Santoso, S. Fil.). Edisi Keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Koswara, E. 1991. Teori- Teori Kepribadian. Jakarta : PT. Eresco
A, Arleen. 2009. The Thin Man Who Wants To Become Fat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar