Selasa, 12 Juni 2012

REVIEW DAN ANALISIS NOVEL "TEST PACK"

REVIEW  NOVEL  “TEST  PACK”


Novel ini menceritakan bagaimana kehidupan keluarga Tata dan Rahmat. Tata adalah seorang ahli hukum yang khusus menangani khasus perceraian. Sedangkan Rahmat merupakan seorang psikolog yang cukup memiliki reputasi yang bagus. Mereka adalah pasangan suami istri yang cukup berbahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Akan tetapi ada satu hal yang perlahan menjadi masalah dalam pernikahan mereka. Setelah mengarungi pernikahan selama 7 tahun, Tata dan Rahmat masih belum dikaruniai seoarang anak. 7 tahun masih belum memilki anak mampu mengubah Tata, dari Tata yang penuh harapan, tabah, dan saat ini cemas. Tata yang sudah mulai sangat terobsesi untuk memiliki anak dan rasa cinta pada suaminya pula,ia ingin segera memberikan kakang (panggilan sayang Tata kepada suaminya) seorang bayi, semakin membuatnya cemas akan dugaan tentang dirinya jika dia ternyata infertil atau tidak dapat memiliki anak. Kakang yang sangat mencintai Tata, tidak memberikan banyak tuntutan pada istrinya. Dia mencintai Tata apa adanya meski tanpa hadirnya anak, bukan berarti kakang tidak menginginkan memilki anak, akan tetapi Kakang mencintai dan mererima bagaimana pun keadaan Tata, bisa atau tidak bisa memiliki anak. Menurutnya, meski memilki anak tentu akan menjadi anugerah tersendiri dan menjadi pelengkap dalam kehidupan pernikahan mereka, akan tetapi menurut Rahmat “Childless is not the and of the world”, ada atau tidaknya anak, dia akan tetap mencintai Tata setulus hatinya.

Karena kecemasan Tata bahwa dia infertil dan tidak dapat memilki anak semakin mengkhawatirkan. Maka  Rahmat dan sahabatnya menyarankannya untuk memeriksakan pada dokter spesialis kandungan untuk mengecek apakah benar Tata infertil atau tidak. Tapi Tata tetap tidak berani untuk pergi ke dokter, dia takut jika apa yang selama ini dia khawatirkan ternyata benar bahwa dia infertil dan tidak dapat memilki anak. Karena Tata tetap tidak berani ke dokter, Rahmat memutuskan untuk mencari cara lain. Mereka mencoba berbagai cara mulai dari cara-cara tradisional sampai cara-cara modern agar mereka dapat dikaruniai seorang anak. Berkali-kali Tata menggunakan test packnya untuk memastikan apakah dia sudah hamil, ternyata alat test packnya masih saja menunjukkan tanda negatif. Karena semakin obsesinya Tata, banyak perubahan peraturan yang dilakukan oleh Tata, misalnya seperti dimulai adanya larang merokok di dalam rumah.

Akhirnya pada suatu titik, Tata mau untuk memeriksakan keadaannya pada dokter spesialis kandungan. Tata memeriksakan kondisinya apakah subur atau tidak. Ternyata hasil diagnosis dokter, Tata subur, jadi tidak ada masalah dengan kandungannya. Setelah beberapa minggu sejak pemerikasaan mereka yang pertama, Tata mulai telat datang bulan, dan merasa mual-mual, tetapi ternyata tata hanya masuk angin biasa, itu artinya Tata masih juga belum hamil. Hal itu membuat Tata perlahan berubah, yang tadinya adalah wanita yang ceria dan cerewet menjadi sangat pendiam dan tidak pernah cerewet lagi. Tata merasa sangat sedih karena masih saja datang bulan dan masih belum hamil-hamil juga. Akhirnya Rahmat memutuskan untuk melakukan pemeriksaan sperma apakah infertir atau tidak dan itu dia lakukan tanpa sepengetahuan Tata. Dan setelah hasil tes keluar ternyata Rahmat dinyatakan positif infertil.


Setelah mengetahui bahwa Rahmat positif infertil, dia tidak berani menceritakan pada istrinya. Dia takut Tata kecewa padanya dan parahnya akan meninggalkannya karena dia tahu seberapa besar keinginan Tata untuk memilki seorang anak. Rahmat berusaha menyimpan kenyataan bahwa dia inferti dari Tata. Akan tetapi satu minggu kemudian Tata menemukan hasil tes sperma Rahman, alhasil hal tersebut membuat mereka bertengkar hebat. Tata sangat kecewa kepada suaminya karena telah berbohong tentang masalah yang penting seperti itu dan dia juga kecewa bahwa dia benar-benar positif tidak akan pernah bisa merasakan menjadi seorang ibu yang mengandung karena suaminya telah dinyatakan positif infertil. Dengan susasana pernikahan perek ayang sudah di ambang batas , terdapaan dugaan perselingkuhan pula yang telah dilakukan oleh suaminya. Dan tentu hal ini membuat Tata menjadi semakin geram, dan memutuskan untuk pulang kembali ke rumah orang tuanya.  Rahmat berusaha meminta maaf dengan segala cara karenan telah menyembunyikan hasil tes dan berusaha menjelaskan bahwa tuduhan perselingkuhan itu tidak benar, semuanya salah paham.


Setelah melewati beberapa kejadian sendiri dan melihat segala usaha suaminya, hal itu membuat Tata tersadar bahwa apa yang sudah dia lakukan, meninggalkan suaminya yang tentu juga terpukul karena mengetahui positif infertil. Tata akhirnya tersadar dan dapat memahami bahwa apa yang sudah Suaminya lakukan semata-mata untuk menjaga perasaannya dan suaminya merasa takut kehilanganya ketika dia tahu bahwa suaminya positif infertil. Dan untuk masalah perselingkuhan, akhirnya Tata juga dapat percaya dengan segala bukti yang ditunjukkan oleh Rahmat. Tata memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dan kembali menjalani hubungan mereka dengan atau tanpa anak. Setelah beberapa bulan, mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak untuk dapat melengkapi kekurangan keluarga mereka dan sepakat untuk tidak pernah lagi membahas tentang infertil.


Disini Tata dan Rahmat mendapatkan banyak pelajaran berharga. Begitu pentingnya komitmen, komitmet yang tanpa syarat. Komitmet yang bersumber bukan dari sesuatu yang justru membuat orang takut untuk menghadapinya. Melainkan Komitmen yang merupakan sumber kekuatan istri untuk pergi jauh melihat baik 0dan buruk suaminya. Menerima dia ketika sedang tampan dan menerima juga mana kala dia sedang menguap dengan jeleknya saat pangun pagi. Komitmet yang merupakan sumber kekuatan bagi seorang suami ketika mengetahui seorang wanita lain mengajaknya berselingkuh dan ia memilih pulang ke rumah untuk makan malam dengan istri dan berbagi kisah dan tawa. Sebagain besar orang mungkin akan mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, terkadang karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dulu, atau mendadak miskin. Oleh karena itu, mulai sekarang mereka akan mencintai pasangan masing-masing bukan karena keadaan-keadaan sesaat melain kan karena “saya ingin sayang dia”.



ANALISIS BERDASARKAN TEORI PSI.KELUARGA


Novel ini mengemas cerita yang mudah untuk dibaca tapi memiliki makna yang besar tentang lika-liku kehidupan, khusunya lika-liku kehidupan berkeluarga.  “Test Pack”,  yang pada umumnya telah kita tau merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan dan sebagai alat uji ada atau tidaknya kehamilan wanita. Tetapi dalam novel ini, test pack digunakan sebagai tema dan dapat mengangkat makna yang lebih besar dari hanya sebatas untuk mendeteksi kehamilan.  Disini “Test Pack” dapat memperlihatkan esensi cinta, pekawinan, komitmen dalam sebuah hubungan, rumah tangga, dan eksistensi anak-anak dalam keluarga.


Berdasarkan tipe keluarga dalam novel ini memiliki tipe keluarga Dua Generasi, Nuclear Family. Dimana dalam keluarga ini menunjukkan mereka dalam satu keluarga terdiri dari suami (Rahmat) , istri (Tata), dan masih belum adanya anak dalam keluarga mereka. Meski di akhir cerita menunjukkan mereka mengadopsi seorang anak untuk melengkapi heridupan keluarga mereka. 


Dengan melihat dari Tahapan dalam Interpersonal Relationship, hubungan antara Rahmat dan Tata berada pada tahap Deterioration, dimana pada tahap ini merupakan tahap mulai munculnya masalah dalah sebuah hubungan. Dalam hal ini merupakan hubungan suami istri antara tata dan Rahman yang memilki masalah bersama, yaitu selama pernikahan 7 tahun mereka masih belum memiliki anak. Masih belum memiliki anak adalah masalah terbesar mereka saat itu. Tata yang sangat ingin dapat memberikan suami yang paling dia cintai seorang bayi, dan Rahman yang tidak terlalu menuntut hadirnya bayi dalam kehidupan mereka. Masalah disini semakin besar ketika mereka telah melakukan tes kesuburan.  Tata yang selama ini sangat cemas takut dia infertil dan tidak bisa hamil, ternyata yang dinyatakan psitif infertil oleh dokter adalah Rahmat. Disini sisis egois istri yang sangat memilki anak sangat tampak jelas terlihat. Tatat sebagai istri tidak menyadari betapa terpukulnya Rahmat ketika dia mengetahui bahwa dia positif inferti. Yang terlihat di mata Tata, pupus sudah harapannya selala 7 tahun berusaha agar dapat menjadi seorang ibu. Rahmat yang menyembunyikan hasil tes spermanya membuat Tata semakin marah dan menyalahkan suaminya terus tanpa memikirkan bagaimana hancurnya perasaan suaminya. Ditambah lagi dengan adanya salah paham anatar Rahmat dengan Tata yang mengira suaminya telah berselingkuh darinya. Bahkan Tata memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka dan kembali kepada orang tuanya untuk beberapa saat. Parahnya, tata memeutuskan untuk bercerai dari Rahmat. Setelah melalui berbagai usaha yang dilakukan Rahmat untuk menjelaskan dan membuktikan betapa besar cintanya pada tata, dapat membuat Tata luluh dan memafkan kesalahan suaminya. Akhirnya keputusan yang di ambil oleh pasangan suami istri ini adalah berbaikan. 


Dalam Deteration terdapat Repair dan Dissolution. Dimana Dessolution merupakan keputusan pasangan untuk mundur atau memutuskan  hubungan karena dirasa hubungan mereka sudah benar-benar tidak dapat lagi untuk dilanjutkan. Sedangkan Repair adalah tahap dimana pasangan memutuskan untuk memperbaiki kesalahan masing-masing dan memperbaiki masalah bersama sehingga dapat terus melanjutkan hubungan menjadi lebih baik. Dan yang terdapat dalam nover ini seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Tata dan Rahmat memutuskan untuk memperbaiki dan memafkan kesalahan masing-masing pasangan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka dengan solusi untuk mesalah mereka adalah dengan membuat kesepakatan baru dalah kehidupan pernikahan merekan. Diamana kesepakatan tersebut adalah untuk tidak pernah lagi membicarakan masalah infertil dan memutuskan untuk mengadopsi anak.  Dan mereka juga berjanji untuk lebih dapat memahapi pasangan pasing-masing dan dapat lebih jujur kepada pasangan. Tindakan yang dilakukan oleh Tata dan Rahmat tersebut merupakan tahap Interpersonal Repair. Dalam interpersonal repair, pasangan memperbaiki kesalahan masing-masing dan membuat keputusan-keputusan baru yang telah disepakati bersama.


Jika di analisis berdasarkan Family and Communication, terdapat 4 pola komunikasi dalam keluarga secara umum, yaitu:
(1) The Equality Pattern, dalam pila ini setiap individu memiliki kesempatan berkomunikasi yang sama. Setiap individu dianggap sederajat dan memiliki kemampuan yang sama, bebas mengemukakan ide, opini, dan kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan inerpersona lainnya. Dalam pola ini tidak ada pemimpin dan pengikut, pemberi pendapat dan pencari pendapat, tiap orang memainkan peran yang sama.
(2) The Balanced Split Pattern, Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Tiap orang dianggap sebagai ahli dalam wilayah yang berbeda.
(3) The Monopoly Pattern, Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang kontrol. Pihak yang mendominasi mengeluarkan pernyataan tegas, memberi tahu pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas, memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak lain akan kehebatan.
(4) The Unbalanced Split Pattern, Satu orang dipandang sebagai kekuasaan. Orang ini lebih bersifat memerintah daripada berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan akhir.
Dari 4 pola komunikasi tersebut diatas, yang paling tampak dalam hubungan Tata dan Rahmat adalah pola komunikasi The Equality Pattern dan The Balance Split Pattern. Ditunjukkan dalam novel ini komunikasi antara Tata dan Rahmat yang baik. Rahmat sebagai suami tidak berusaha mendominasi. Suami bersikap fleksibel dengan tetap mendengar segala ide yang diungkapkan oleh Tata. Meski posisi Rahmat adalam keluarga adalah suami, dia juga tidak merendahkan Tata yang posisinya sebagai istri dari Rahmat. Mereka mampu menjalin komunikasi dengan timbal balik yang adil dengan tidak ada salah satu dari mereka yang berusaha untuk mendominasi dalam berkomunikasi. 
Pola komunikasi yang tampak juga The Balanced Split Pattern. Pola komunikasi pada pasangan ini juga memiliki pola dimana setian individu memiliki kekuasaan dan bidangnya masing-masing. Contohnya tampak dalam novel ini Tata yang memiliki kekuasaan penuh dalam hal kebersihan rumah mereka, memegang hak penuh. Ketika suaminya melakukan kesalahan dengan menaruh baju-baju dan kaos kakinya sembarangan di dalam rumah dia akan mulai memarahin suaminya. Akan tetapi hal tersebut bukanlah merupakan konflik yang besar dalam hubungan rumah tangga mereka.


Selain pola komunikasi yang baik aspek yang tidak bisa dilupakan dalam rumah tangga adalah 3 dimensi dalam sistem keluarga, yaitu.
1.       Cohesion
2.       Flexibility
3.       Communication
Cohesion dalam hubungan rumah tanggan Tata dan Rahmat menunjukkan mereka berada dalam level Cohesive. Keintensifan mereka dalam bertemu cukup sering. Akan tetapi bukan berarti setiap individu dalam keluarga tidak memiliki ruang untuk bersantai dengan teman-teman, tetapi waktu untuk keluarga mereka cukup intensif. Mereka selalu lebih mendahulukan kepentingan keluarga, dan ketika memiliki masalah mereka dapat bersikap terbuka kepada pasangan.
Flexibility yang dimiliki dalam rumah tangga mereka juga berada pada level flexible. Dapat terlihat dari pembagian tugas yang tidak kaku. Siapa yang mampu mengerjakannya langsung dikerjakan. Tidak ada aturan yang terlalu membatasi ruang gerak masing-masing pasangan. Tata dan Rahmat dapat lebh demokratis dalam membuat peraturan dalam rumh tangga.
Communication yang ditunjukkan dalam hubungan antara Tata dan Rahmat, mereka memilki komunikasi yang baik dimana tidak ada salah satu dari mereka yang berusaha untuk mendominasi dalam perbincangan. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam menyempaikan asperasi dan ide-ide mereka dan baik Tata ataupun Rahmat mampu untuk saling menghargai mendapat pasangan.
Inti dari Novel “Test Pack” ini, bahwa mencintai seseorang tidak perlu adanya alasan, mencintai hanya karena kita ingin mencintai.







DAFTAR  PUSTAKA

Yunita, Ninit. 2011. Test Pack. Gagas Media : Jakarta Selatan
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 2). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 3). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga, Sistem Dalam Keluarga (Pertemuan 8). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang