Minggu, 26 Februari 2012

ANALISI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA PADA FILM “The Back Up Plan”



Tokoh utama dalam film The Back Up Plan ini adalah Zoe. Dimana Zoe adalah seorang wanita yang memiliki usaha pet-shop yang cukup bagus. Dalam hal ini, Zoe sedang berada pada Fase Dewasa Awal. Mengapa dapat dikatakan bahwa Zoe berada pada fase dewasa awal

Dijelaskan bahwa seseorang yang berada pada fase dewasa awal memiliki dua kriteria. Kriteria tersebut adalah seseorang yang telah memiliki kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan.  Disini Zoe memenuhi dua kriteria tersebut. Berdasarkan kriteria kemandirian ekonomi, Zoe sudah memiliki penghasilan yang cukup tetap dari usaha pet-shopnya yang cukup sukses. Bahkan Zoe telah mampu untuk membiayai dua karyawan di pet-shop miliknya. Zoe juga telah memenuhi kriteria kemandirian membuat keputusan. Dimana hal ini merupakan konflik yang terjadi dalam film ini. Dimana Zoe yang merupakan orang yang selalu memiliki rencana dalam hidupnya. Perkawinan dan memiliki anak yang seharusnya merupakan rencananya pada saat ini ternyata tidak terlaksana yang dikarenakan semua pria yang pernah dia temui tidak sesuai dengan kriterianya. Zoe memutuskan sebuah rencana cadangan yang cukup berani dalam hidupnya. Zoe berani mengambil keputusan untuk melakukan inseminasi dan memutuskan untuk tidak akan berhubungan lagi dengan pria lain. Keputusannya yang berani dia ambil saat itu adalah dia memutuskan untuk tetap memiliki anak meskipun tidak memiliki pasangan pria dalam hidupnmya dengan melakukan inseminasi. Berdasarkan dua kriteria itulah maka Zoe dapat dikatakan bahwa dia berada pada Fase Dewasa Awal. 


·         PERKEMBANGAN FISIK:

Dilihat dari perkembangan fisik. Zoe memiliki bentuk tubuh yang ideal. Hal itu dikarenakan dia rajin berolah raga. Pada fase dewasa awal, seseorang akan berusaha untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Seperti yang dilakukan oleh Zoe, dia berusaha meningkatkan kesehatannya dengan rajin berolahraga bersama dengan temannya sehingga selain tetap menjaga agar kesehatan tetap dalam keadaan baik juga dapat memperindah tubuhnya. 

Dari pola makannya, Zoe bukanlah orang yang terlalu memperhatikan pola makan. Dimana dapat terlihat dari Zoe yang suka makan makanan ringan, makan makanan berlemak. Meski Zoe tidak termasuk orang yang menjaga pola makannya, tetapi dia tetap dapat memiliki tubuh yang indah. Kembali lagi pada keterangan diatas dimana Zoe selalu rajin berolah raga. 

Akan tetapi ketika memasuki masa dimana dia mulai hamil dengan keadaan perut yang semakin membesar membuat pola makan Zoe semakin meningkat. Keadaannya yang sedang hamil membuat Zoe merasa selalu lapar, akhirnya membuat bobot tubuhnya semakin meningkat. Selain keadaan perutnya yang semakin membesar, bagian tubuhnya yang lainpun ikut membesar karena pola makannya yang terus merasa lapar hingga semua baju sexynya yang dulu tidak lagi muat ditubuhnya. 


·         PERKEMBANGAN KOGNITIF:

Dilihat dari perkembangan kognitif Zoe, dia adalah individu yang dapat mengatur pemikiran operasional formalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari dia yang membuat suatu rencana dalam hidupnya dan menyelesaikan masalah-masalahnya dengan lebih sistematis. Seperti Zoe sudah merencanakan bahwa pada umurnya saat ini, dia seharusnya sudah menikah dan memiliki seorang anak, akan tetapi karena tidak berjalan sesuai dengan yang dia rencanakan, Zoe memberanikan diri untuk menyelesaikan masalah ketidak sesuaian rencanya itu dengan cara mengambil keputusan bahwa dia akan melakukan inseminasi agar dia dapat memiliki anak meskipun tanpa hadirnya pasangan dalam hidupnya.

Dijelaskan oleh Gisela Labouvie- Vief (1982, 1986) bahwa logika remaja dan optimisme berlebihan pada kaum muda akan menghilang di awal masa dewasa. Integrasi baru dari ikiran terjadi pada masa dewasa. Pada masa dewasa awal, sedikit mengandalkan analisis logis dalam memecahkan masalah. Komitmen, spesialisasi, dan penyaluran energi kedalam usaha seseorang untuk memperoleh tempat dalam masyarakatdan sistem kerja yang kompleks menggantikan ketertarikan remaja pada logika yang idealis. Jika kita mengansumsikan bahwa pemikiran logis dan optimisme yang meluap menunjukkan kriteria kedewasaan kognitif, dimana kegiatan kognitif orang pada masa dewasa awal terlalu kongkrit dan pragmatis.

Dalam hal ini di tunjukkan oleh perilaku Zoe yang tidak berpikir logis dimana dia langsung mengambil keputusan akan melakukan inseminasi dengan pandangan bahwa dia tidak akan lagi menemukan pria yang layak sehingga dia tidak akan memiliki waktu untuk memiliki anak maka dari itu dia memutuskan untuk melakukan inseminasi. Zoe tidak menyadari dan menutup logikanya tentang suatu saat dia pasti akan menemukan orang (laki-laki) yang tepat untuk mendampingi hidupnya. Hal itu tertutup oleh rasa sakit hatinya pada banyak pria yang sudah pernah berhubungan dengannya yang selalu menyakiti dan tidak memenuhi persyaratannya. Sehingga ketika keputusan inseminasi telah dia lakukaan dan disaat yang hampir bersamaan dia telah menemukan pria yang ternyata adalah orang yang akan menjadi pendampinghidupnya. Di sini barulah Zoe menyadari bahwa keputusannya melakukan inseminasi itu terlalu gegabah dan membuat dia bingun bagaimana menjelaskan pada kekasihnya bahwa dia telah hamil. Disini Zoe kebingungan dan masih tetap sering berpikir tidak logis. Zoe beranggapan bahwa kekasihnya tidak akan dapat hidup menerima kenyataan bahwa Zoe sekarang telah hamil hasil dari Inseminasi.

Meski pada masa dewasa awal seseorang akan sering berpikir tidak logis yang teralihkan oleh hal-hal yang menyangkut komitmen, spesialisasi, dan penyaluran energi, seseorang dalam masa ini dapat beradaptasi secara prakmatis terhadap kenyataan. Dimana dalam film ini, seperti yang telah diceritakan di atas Zoe mengambil keputusan besar untuk melakukan inseminasi agar memiliki anak meski tidak memiliki pendamping hidup. Pada masalah ini, Zoe memiliki rencana untuk memiliki anak dan siap menerima segala resikonya, akan tetapi Zoe sadar bahwa hidup menjadi orang tua yang hamil tanpa memiliki pendamping hidup pasti akan sangat berat,dan cara Zoe untuk dapat bertahan (beradaptasi) dalam posisi dia sebagai seorang ibu hamil yang tidak memiliki pasangan, dia bergabungan dengan suatu perkumpulan single mother . Kelompok single mother tersebutlah yang dapat membantu dan dapat terus memotivasi hidup Zoe agar tetap dapat bertahan untuk dirinya sendiri dan untuk bayi yang ada dalam kandungannya dengan menjalani hidup sebagai single mother yang tangguh dan bangga.


·         PERKEMBANGAN EMOSIONAL:

Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa dewasa dini sangat berkaitan dengan perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Mada masa dewasa awal lebih fokus pada hal-hal yang merupakan minat baginya. Kondisi yang mempengaruhi perubahan minat adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan pola kehidupan, perubahan nilai, perubahan peran seks, perubahan status pernikahan, menjadi orang tua, tekanan budaya dan lingkungan. Pada masa ini seseorang juga mengalami masa krisis sosial yang dikarenakan adanya tekanan pekerjaan dan keluarga. Peran sosial sering terbatas sehingga mempengaruhi persahabatan, pengelompokkan sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu.

Dilihat dari perkembangan emosional dari Zoe, dia memiliki riwayat keluarga yang tidak utuh. Dimana Ibu Zoe meninggal karena penyakit saat umurnya 8 tahun dan  ayahnya meninggalkannya saat ibunya sedang sakit parah. Maka dari itu Zoe sangat membenci ayahnya dan tidak pernah mau membicarakan tentang ayahnya. Sejak ibunya meninggal Zoe hidup dengan neneknya yang kemudian dia memutuskan untuk tinggal sendiri dan membangun sebuah usaha pet-shop. Dari kehidupan keluarganya itu Zoe memiliki perasaan kesepian. Dia sangat takut jika suatu saat neneknya meninggal dan dia hanya akan hidup sendirian. Oleh karena itu, Zoe telah merencanakan dalam hidupnya jika padaa umurnya saat itu harus sudah menikah dan memiliki anak karena dia merasa apabila neneknya meninggal, dia tidak akan sendirian karena akan ada suami dan anaknya.
Dari perasaan kesepiannya itu Zoe menjalin hubungan dengan banyak pria akan tetapi dari sekian banyak pria itu tidak ada yang sesuai dengan kriterianya. Hal itu bembuatnya putus asa dan merasa harus mengambil rencana cadangan yaitu dengan melakukan inseminasi. Pada saat itu, Zoe merasa menjadi wanita yang sangat beruntung karena dia akan segera memiliki anak, mesti tanpa pasangan hidup. Dia merasa sangat optimis dengan keputusan yang telah diambilnya. Semakin banyaknya tekanan-tekanan akan respon dari keputusannya untuk melakukan inseminasi dari temannya membuat dia harus berusaha untuk beradaptasi dengan ikut masuk dalam kelompok single mother. 

Dan disaat Zoe dalam keadaan yakin akan keputusannya, dia bertemu dengan pria yang membuat Zoe dilema kembali dengan keputusan tentang inseminasi yang telah dia sepakati. Hal tersebut menjadi suatu konflik baru dalam hidupnya yang mempengaruhi perkembangan emosionalnya sebagai seorang calon single mother dengan hadirnya pria yang sangat dia cintai yang belum tentu dapat menerima keadaannya yang sedang hamil. Seiring berjalannya waktu dengan penyelesaian yang akhirnya diputuskan oleh Zoe dan kekasihnya dimana kekasihnya dapat menerima keadaannya. Dalam proses kehamilan kehidupan Zoe bersama kekasihnya pada awalnya dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi semakin lama semakin muncul tanggung jawab-tanggung jawab baru sebagai calon orang tua tentang hal-hal keuangan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan calon bayinya kelak menjadi tekanan dalam pembentukan suatu keluarga baru bagi Zoe. Disini lah terlihat dari bagai mana kehidupan suatu keluarga ynag saling melengkapi anatara Zoe dan kekasinya dalam hal keuangan sehingga dapa menyelesaikan permasalahan keuangan baginya.

Pada masa dewasa awal seseorang juga tampak lebih fokus akan minat pribadinya. Disini tampak bahwa Zoe fokus terhadap minatnya akan hewan-hewan peliharaan. Hal itu ditunjukkan dari usaha Zoe membangun pet-shop yang cukup sukses. Kesuksesan dari usaha pet-shopnya itu membentu suatu kebanggaan tersendiri bagi Zoe sehingga Zoe dapat hidup lebih layak dengan hasil usahanya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. (2002). Life- Span Development Edisi Keenam, jilid II. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.