REVIEW NOVEL “TEST
PACK”
Novel ini
menceritakan bagaimana kehidupan keluarga Tata dan Rahmat. Tata adalah seorang
ahli hukum yang khusus menangani khasus perceraian. Sedangkan Rahmat merupakan seorang
psikolog yang cukup memiliki reputasi yang bagus. Mereka adalah pasangan suami
istri yang cukup berbahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Akan tetapi ada
satu hal yang perlahan menjadi masalah dalam pernikahan mereka. Setelah
mengarungi pernikahan selama 7 tahun, Tata dan Rahmat masih belum dikaruniai
seoarang anak. 7 tahun masih belum memilki anak mampu mengubah Tata, dari Tata
yang penuh harapan, tabah, dan saat ini cemas. Tata yang sudah mulai sangat
terobsesi untuk memiliki anak dan rasa cinta pada suaminya pula,ia ingin segera
memberikan kakang (panggilan sayang Tata kepada suaminya) seorang bayi, semakin
membuatnya cemas akan dugaan tentang dirinya jika dia ternyata infertil atau tidak
dapat memiliki anak. Kakang yang sangat mencintai Tata, tidak memberikan banyak
tuntutan pada istrinya. Dia mencintai Tata apa adanya meski tanpa hadirnya
anak, bukan berarti kakang tidak menginginkan memilki anak, akan tetapi Kakang
mencintai dan mererima bagaimana pun keadaan Tata, bisa atau tidak bisa memiliki
anak. Menurutnya, meski memilki anak tentu akan menjadi anugerah tersendiri dan
menjadi pelengkap dalam kehidupan pernikahan mereka, akan tetapi menurut Rahmat
“Childless is not the and of the world”, ada atau tidaknya anak, dia akan tetap
mencintai Tata setulus hatinya.
Karena kecemasan
Tata bahwa dia infertil dan tidak dapat memilki anak semakin mengkhawatirkan.
Maka Rahmat dan sahabatnya menyarankannya
untuk memeriksakan pada dokter spesialis kandungan untuk mengecek apakah benar
Tata infertil atau tidak. Tapi Tata tetap tidak berani untuk pergi ke dokter,
dia takut jika apa yang selama ini dia khawatirkan ternyata benar bahwa dia
infertil dan tidak dapat memilki anak. Karena Tata tetap tidak berani ke
dokter, Rahmat memutuskan untuk mencari cara lain. Mereka mencoba berbagai cara
mulai dari cara-cara tradisional sampai cara-cara modern agar mereka dapat
dikaruniai seorang anak. Berkali-kali Tata menggunakan test packnya untuk
memastikan apakah dia sudah hamil, ternyata alat test packnya masih saja
menunjukkan tanda negatif. Karena semakin obsesinya Tata, banyak perubahan
peraturan yang dilakukan oleh Tata, misalnya seperti dimulai adanya larang
merokok di dalam rumah.
Akhirnya pada
suatu titik, Tata mau untuk memeriksakan keadaannya pada dokter spesialis
kandungan. Tata memeriksakan kondisinya apakah subur atau tidak. Ternyata hasil
diagnosis dokter, Tata subur, jadi tidak ada masalah dengan kandungannya. Setelah
beberapa minggu sejak pemerikasaan mereka yang pertama, Tata mulai telat datang
bulan, dan merasa mual-mual, tetapi ternyata tata hanya masuk angin biasa, itu
artinya Tata masih juga belum hamil. Hal itu membuat Tata perlahan berubah,
yang tadinya adalah wanita yang ceria dan cerewet menjadi sangat pendiam dan
tidak pernah cerewet lagi. Tata merasa sangat sedih karena masih saja datang
bulan dan masih belum hamil-hamil juga. Akhirnya Rahmat memutuskan untuk melakukan
pemeriksaan sperma apakah infertir atau tidak dan itu dia lakukan tanpa
sepengetahuan Tata. Dan setelah hasil tes keluar ternyata Rahmat dinyatakan
positif infertil.
Setelah
mengetahui bahwa Rahmat positif infertil, dia tidak berani menceritakan pada
istrinya. Dia takut Tata kecewa padanya dan parahnya akan meninggalkannya
karena dia tahu seberapa besar keinginan Tata untuk memilki seorang anak.
Rahmat berusaha menyimpan kenyataan bahwa dia inferti dari Tata. Akan tetapi
satu minggu kemudian Tata menemukan hasil tes sperma Rahman, alhasil hal
tersebut membuat mereka bertengkar hebat. Tata sangat kecewa kepada suaminya
karena telah berbohong tentang masalah yang penting seperti itu dan dia juga
kecewa bahwa dia benar-benar positif tidak akan pernah bisa merasakan menjadi
seorang ibu yang mengandung karena suaminya telah dinyatakan positif infertil. Dengan
susasana pernikahan perek ayang sudah di ambang batas , terdapaan dugaan
perselingkuhan pula yang telah dilakukan oleh suaminya. Dan tentu hal ini
membuat Tata menjadi semakin geram, dan memutuskan untuk pulang kembali ke
rumah orang tuanya. Rahmat berusaha
meminta maaf dengan segala cara karenan telah menyembunyikan hasil tes dan
berusaha menjelaskan bahwa tuduhan perselingkuhan itu tidak benar, semuanya
salah paham.
Setelah melewati
beberapa kejadian sendiri dan melihat segala usaha suaminya, hal itu membuat
Tata tersadar bahwa apa yang sudah dia lakukan, meninggalkan suaminya yang
tentu juga terpukul karena mengetahui positif infertil. Tata akhirnya tersadar
dan dapat memahami bahwa apa yang sudah Suaminya lakukan semata-mata untuk
menjaga perasaannya dan suaminya merasa takut kehilanganya ketika dia tahu
bahwa suaminya positif infertil. Dan untuk masalah perselingkuhan, akhirnya
Tata juga dapat percaya dengan segala bukti yang ditunjukkan oleh Rahmat. Tata
memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dan kembali menjalani hubungan mereka
dengan atau tanpa anak. Setelah beberapa bulan, mereka memutuskan untuk
mengadopsi seorang anak untuk dapat melengkapi kekurangan keluarga mereka dan sepakat
untuk tidak pernah lagi membahas tentang infertil.
Disini Tata dan
Rahmat mendapatkan banyak pelajaran berharga. Begitu pentingnya komitmen,
komitmet yang tanpa syarat. Komitmet yang bersumber bukan dari sesuatu yang
justru membuat orang takut untuk menghadapinya. Melainkan Komitmen yang
merupakan sumber kekuatan istri untuk pergi jauh melihat baik 0dan buruk
suaminya. Menerima dia ketika sedang tampan dan menerima juga mana kala dia
sedang menguap dengan jeleknya saat pangun pagi. Komitmet yang merupakan sumber
kekuatan bagi seorang suami ketika mengetahui seorang wanita lain mengajaknya
berselingkuh dan ia memilih pulang ke rumah untuk makan malam dengan istri dan
berbagi kisah dan tawa. Sebagain besar orang mungkin akan mencintai seseorang
karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, terkadang karena dia
kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak
tidak sepintar dulu, atau mendadak miskin. Oleh karena itu, mulai sekarang
mereka akan mencintai pasangan masing-masing bukan karena keadaan-keadaan
sesaat melain kan karena “saya ingin sayang dia”.
ANALISIS BERDASARKAN TEORI PSI.KELUARGA
Novel ini mengemas
cerita yang mudah untuk dibaca tapi memiliki makna yang besar tentang lika-liku
kehidupan, khusunya lika-liku kehidupan berkeluarga. “Test Pack”, yang pada umumnya telah kita tau merupakan
alat yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan dan sebagai alat uji ada atau tidaknya
kehamilan wanita. Tetapi dalam novel ini, test pack digunakan sebagai tema dan
dapat mengangkat makna yang lebih besar dari hanya sebatas untuk mendeteksi
kehamilan. Disini “Test Pack” dapat
memperlihatkan esensi cinta, pekawinan, komitmen dalam sebuah hubungan, rumah
tangga, dan eksistensi anak-anak dalam keluarga.
Berdasarkan tipe
keluarga dalam novel ini memiliki tipe keluarga Dua Generasi, Nuclear Family. Dimana
dalam keluarga ini menunjukkan mereka dalam satu keluarga terdiri dari suami
(Rahmat) , istri (Tata), dan masih belum adanya anak dalam keluarga mereka.
Meski di akhir cerita menunjukkan mereka mengadopsi seorang anak untuk
melengkapi heridupan keluarga mereka.
Dengan melihat
dari Tahapan dalam Interpersonal Relationship, hubungan antara Rahmat dan Tata
berada pada tahap Deterioration, dimana pada tahap ini merupakan tahap mulai
munculnya masalah dalah sebuah hubungan. Dalam hal ini merupakan hubungan suami
istri antara tata dan Rahman yang memilki masalah bersama, yaitu selama
pernikahan 7 tahun mereka masih belum memiliki anak. Masih belum memiliki anak
adalah masalah terbesar mereka saat itu. Tata yang sangat ingin dapat
memberikan suami yang paling dia cintai seorang bayi, dan Rahman yang tidak
terlalu menuntut hadirnya bayi dalam kehidupan mereka. Masalah disini semakin
besar ketika mereka telah melakukan tes kesuburan. Tata yang selama ini sangat cemas takut dia
infertil dan tidak bisa hamil, ternyata yang dinyatakan psitif infertil oleh
dokter adalah Rahmat. Disini sisis egois istri yang sangat memilki anak sangat
tampak jelas terlihat. Tatat sebagai istri tidak menyadari betapa terpukulnya
Rahmat ketika dia mengetahui bahwa dia positif inferti. Yang terlihat di mata
Tata, pupus sudah harapannya selala 7 tahun berusaha agar dapat menjadi seorang
ibu. Rahmat yang menyembunyikan hasil tes spermanya membuat Tata semakin marah
dan menyalahkan suaminya terus tanpa memikirkan bagaimana hancurnya perasaan
suaminya. Ditambah lagi dengan adanya salah paham anatar Rahmat dengan Tata
yang mengira suaminya telah berselingkuh darinya. Bahkan Tata memutuskan untuk
meninggalkan rumah mereka dan kembali kepada orang tuanya untuk beberapa saat.
Parahnya, tata memeutuskan untuk bercerai dari Rahmat. Setelah melalui berbagai
usaha yang dilakukan Rahmat untuk menjelaskan dan membuktikan betapa besar
cintanya pada tata, dapat membuat Tata luluh dan memafkan kesalahan suaminya. Akhirnya
keputusan yang di ambil oleh pasangan suami istri ini adalah berbaikan.
Dalam Deteration
terdapat Repair dan Dissolution. Dimana Dessolution merupakan
keputusan pasangan untuk mundur atau memutuskan
hubungan karena dirasa hubungan mereka sudah benar-benar tidak dapat
lagi untuk dilanjutkan. Sedangkan Repair adalah tahap dimana pasangan
memutuskan untuk memperbaiki kesalahan masing-masing dan memperbaiki masalah
bersama sehingga dapat terus melanjutkan hubungan menjadi lebih baik. Dan yang
terdapat dalam nover ini seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Tata dan
Rahmat memutuskan untuk memperbaiki dan memafkan kesalahan masing-masing
pasangan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka dengan solusi untuk
mesalah mereka adalah dengan membuat kesepakatan baru dalah kehidupan
pernikahan merekan. Diamana kesepakatan tersebut adalah untuk tidak pernah lagi
membicarakan masalah infertil dan memutuskan untuk mengadopsi anak. Dan mereka juga berjanji untuk lebih dapat
memahapi pasangan pasing-masing dan dapat lebih jujur kepada pasangan. Tindakan
yang dilakukan oleh Tata dan Rahmat tersebut merupakan tahap Interpersonal
Repair. Dalam interpersonal repair, pasangan memperbaiki kesalahan
masing-masing dan membuat keputusan-keputusan baru yang telah disepakati
bersama.
Jika di
analisis berdasarkan Family and Communication, terdapat 4
pola komunikasi dalam keluarga secara umum, yaitu:
(1) The
Equality Pattern, dalam pila ini setiap individu
memiliki kesempatan berkomunikasi yang sama. Setiap individu dianggap sederajat
dan memiliki kemampuan yang sama, bebas mengemukakan ide, opini, dan
kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung,
dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan inerpersona
lainnya. Dalam pola ini tidak ada pemimpin dan pengikut, pemberi pendapat dan
pencari pendapat, tiap orang memainkan peran yang sama.
(2) The
Balanced Split Pattern, Dalam pola
ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang
kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Tiap orang dianggap
sebagai ahli dalam wilayah yang berbeda.
(3) The
Monopoly Pattern, Dalam pola ini satu orang
mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah
komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang
kontrol. Pihak yang mendominasi mengeluarkan pernyataan tegas, memberi tahu
pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas, memainkan
kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali
untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak
lain akan kehebatan.
(4) The
Unbalanced Split Pattern, Satu orang
dipandang sebagai kekuasaan. Orang ini lebih bersifat memerintah daripada
berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan umpan balik orang lain.
Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan
akhir.
Dari 4 pola
komunikasi tersebut diatas, yang paling tampak dalam hubungan Tata dan Rahmat
adalah pola komunikasi The Equality Pattern dan The Balance
Split Pattern. Ditunjukkan dalam novel ini komunikasi antara Tata dan
Rahmat yang baik. Rahmat sebagai suami tidak berusaha mendominasi. Suami
bersikap fleksibel dengan tetap mendengar segala ide yang diungkapkan oleh Tata.
Meski posisi Rahmat adalam keluarga adalah suami, dia juga tidak merendahkan
Tata yang posisinya sebagai istri dari Rahmat. Mereka mampu menjalin komunikasi
dengan timbal balik yang adil dengan tidak ada salah satu dari mereka yang
berusaha untuk mendominasi dalam berkomunikasi.
Pola
komunikasi yang tampak juga The Balanced Split Pattern. Pola
komunikasi pada pasangan ini juga memiliki pola dimana setian individu memiliki
kekuasaan dan bidangnya masing-masing. Contohnya tampak dalam novel ini Tata
yang memiliki kekuasaan penuh dalam hal kebersihan rumah mereka, memegang hak
penuh. Ketika suaminya melakukan kesalahan dengan menaruh baju-baju dan kaos
kakinya sembarangan di dalam rumah dia akan mulai memarahin suaminya. Akan
tetapi hal tersebut bukanlah merupakan konflik yang besar dalam hubungan rumah
tangga mereka.
Selain pola
komunikasi yang baik aspek yang tidak bisa dilupakan dalam rumah tangga adalah
3 dimensi dalam sistem keluarga, yaitu.
1.
Cohesion
2.
Flexibility
3.
Communication
Cohesion dalam hubungan rumah tanggan Tata dan Rahmat menunjukkan mereka
berada dalam level Cohesive. Keintensifan mereka dalam bertemu cukup sering.
Akan tetapi bukan berarti setiap individu dalam keluarga tidak memiliki ruang
untuk bersantai dengan teman-teman, tetapi waktu untuk keluarga mereka cukup
intensif. Mereka selalu lebih mendahulukan kepentingan keluarga, dan ketika
memiliki masalah mereka dapat bersikap terbuka kepada pasangan.
Flexibility yang dimiliki dalam rumah tangga mereka juga berada pada level
flexible. Dapat terlihat dari pembagian tugas yang tidak kaku. Siapa
yang mampu mengerjakannya langsung dikerjakan. Tidak ada aturan yang terlalu
membatasi ruang gerak masing-masing pasangan. Tata dan Rahmat dapat lebh
demokratis dalam membuat peraturan dalam rumh tangga.
Communication
yang ditunjukkan dalam hubungan antara Tata dan Rahmat, mereka
memilki komunikasi yang baik dimana tidak ada salah satu dari mereka yang
berusaha untuk mendominasi dalam perbincangan. Setiap individu memiliki hak
yang sama dalam menyempaikan asperasi dan ide-ide mereka dan baik Tata ataupun
Rahmat mampu untuk saling menghargai mendapat pasangan.
Inti dari
Novel “Test Pack” ini, bahwa mencintai seseorang tidak perlu adanya alasan,
mencintai hanya karena kita ingin mencintai.
DAFTAR PUSTAKA
Yunita, Ninit. 2011. Test Pack. Gagas Media : Jakarta
Selatan
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 2).
Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 3).
Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga, Sistem Dalam
Keluarga (Pertemuan 8). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan
Ilmu Sosial, Psikologi : Malang