Selasa, 12 Juni 2012

REVIEW DAN ANALISIS NOVEL "TEST PACK"

REVIEW  NOVEL  “TEST  PACK”


Novel ini menceritakan bagaimana kehidupan keluarga Tata dan Rahmat. Tata adalah seorang ahli hukum yang khusus menangani khasus perceraian. Sedangkan Rahmat merupakan seorang psikolog yang cukup memiliki reputasi yang bagus. Mereka adalah pasangan suami istri yang cukup berbahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Akan tetapi ada satu hal yang perlahan menjadi masalah dalam pernikahan mereka. Setelah mengarungi pernikahan selama 7 tahun, Tata dan Rahmat masih belum dikaruniai seoarang anak. 7 tahun masih belum memilki anak mampu mengubah Tata, dari Tata yang penuh harapan, tabah, dan saat ini cemas. Tata yang sudah mulai sangat terobsesi untuk memiliki anak dan rasa cinta pada suaminya pula,ia ingin segera memberikan kakang (panggilan sayang Tata kepada suaminya) seorang bayi, semakin membuatnya cemas akan dugaan tentang dirinya jika dia ternyata infertil atau tidak dapat memiliki anak. Kakang yang sangat mencintai Tata, tidak memberikan banyak tuntutan pada istrinya. Dia mencintai Tata apa adanya meski tanpa hadirnya anak, bukan berarti kakang tidak menginginkan memilki anak, akan tetapi Kakang mencintai dan mererima bagaimana pun keadaan Tata, bisa atau tidak bisa memiliki anak. Menurutnya, meski memilki anak tentu akan menjadi anugerah tersendiri dan menjadi pelengkap dalam kehidupan pernikahan mereka, akan tetapi menurut Rahmat “Childless is not the and of the world”, ada atau tidaknya anak, dia akan tetap mencintai Tata setulus hatinya.

Karena kecemasan Tata bahwa dia infertil dan tidak dapat memilki anak semakin mengkhawatirkan. Maka  Rahmat dan sahabatnya menyarankannya untuk memeriksakan pada dokter spesialis kandungan untuk mengecek apakah benar Tata infertil atau tidak. Tapi Tata tetap tidak berani untuk pergi ke dokter, dia takut jika apa yang selama ini dia khawatirkan ternyata benar bahwa dia infertil dan tidak dapat memilki anak. Karena Tata tetap tidak berani ke dokter, Rahmat memutuskan untuk mencari cara lain. Mereka mencoba berbagai cara mulai dari cara-cara tradisional sampai cara-cara modern agar mereka dapat dikaruniai seorang anak. Berkali-kali Tata menggunakan test packnya untuk memastikan apakah dia sudah hamil, ternyata alat test packnya masih saja menunjukkan tanda negatif. Karena semakin obsesinya Tata, banyak perubahan peraturan yang dilakukan oleh Tata, misalnya seperti dimulai adanya larang merokok di dalam rumah.

Akhirnya pada suatu titik, Tata mau untuk memeriksakan keadaannya pada dokter spesialis kandungan. Tata memeriksakan kondisinya apakah subur atau tidak. Ternyata hasil diagnosis dokter, Tata subur, jadi tidak ada masalah dengan kandungannya. Setelah beberapa minggu sejak pemerikasaan mereka yang pertama, Tata mulai telat datang bulan, dan merasa mual-mual, tetapi ternyata tata hanya masuk angin biasa, itu artinya Tata masih juga belum hamil. Hal itu membuat Tata perlahan berubah, yang tadinya adalah wanita yang ceria dan cerewet menjadi sangat pendiam dan tidak pernah cerewet lagi. Tata merasa sangat sedih karena masih saja datang bulan dan masih belum hamil-hamil juga. Akhirnya Rahmat memutuskan untuk melakukan pemeriksaan sperma apakah infertir atau tidak dan itu dia lakukan tanpa sepengetahuan Tata. Dan setelah hasil tes keluar ternyata Rahmat dinyatakan positif infertil.


Setelah mengetahui bahwa Rahmat positif infertil, dia tidak berani menceritakan pada istrinya. Dia takut Tata kecewa padanya dan parahnya akan meninggalkannya karena dia tahu seberapa besar keinginan Tata untuk memilki seorang anak. Rahmat berusaha menyimpan kenyataan bahwa dia inferti dari Tata. Akan tetapi satu minggu kemudian Tata menemukan hasil tes sperma Rahman, alhasil hal tersebut membuat mereka bertengkar hebat. Tata sangat kecewa kepada suaminya karena telah berbohong tentang masalah yang penting seperti itu dan dia juga kecewa bahwa dia benar-benar positif tidak akan pernah bisa merasakan menjadi seorang ibu yang mengandung karena suaminya telah dinyatakan positif infertil. Dengan susasana pernikahan perek ayang sudah di ambang batas , terdapaan dugaan perselingkuhan pula yang telah dilakukan oleh suaminya. Dan tentu hal ini membuat Tata menjadi semakin geram, dan memutuskan untuk pulang kembali ke rumah orang tuanya.  Rahmat berusaha meminta maaf dengan segala cara karenan telah menyembunyikan hasil tes dan berusaha menjelaskan bahwa tuduhan perselingkuhan itu tidak benar, semuanya salah paham.


Setelah melewati beberapa kejadian sendiri dan melihat segala usaha suaminya, hal itu membuat Tata tersadar bahwa apa yang sudah dia lakukan, meninggalkan suaminya yang tentu juga terpukul karena mengetahui positif infertil. Tata akhirnya tersadar dan dapat memahami bahwa apa yang sudah Suaminya lakukan semata-mata untuk menjaga perasaannya dan suaminya merasa takut kehilanganya ketika dia tahu bahwa suaminya positif infertil. Dan untuk masalah perselingkuhan, akhirnya Tata juga dapat percaya dengan segala bukti yang ditunjukkan oleh Rahmat. Tata memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dan kembali menjalani hubungan mereka dengan atau tanpa anak. Setelah beberapa bulan, mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak untuk dapat melengkapi kekurangan keluarga mereka dan sepakat untuk tidak pernah lagi membahas tentang infertil.


Disini Tata dan Rahmat mendapatkan banyak pelajaran berharga. Begitu pentingnya komitmen, komitmet yang tanpa syarat. Komitmet yang bersumber bukan dari sesuatu yang justru membuat orang takut untuk menghadapinya. Melainkan Komitmen yang merupakan sumber kekuatan istri untuk pergi jauh melihat baik 0dan buruk suaminya. Menerima dia ketika sedang tampan dan menerima juga mana kala dia sedang menguap dengan jeleknya saat pangun pagi. Komitmet yang merupakan sumber kekuatan bagi seorang suami ketika mengetahui seorang wanita lain mengajaknya berselingkuh dan ia memilih pulang ke rumah untuk makan malam dengan istri dan berbagi kisah dan tawa. Sebagain besar orang mungkin akan mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, terkadang karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dulu, atau mendadak miskin. Oleh karena itu, mulai sekarang mereka akan mencintai pasangan masing-masing bukan karena keadaan-keadaan sesaat melain kan karena “saya ingin sayang dia”.



ANALISIS BERDASARKAN TEORI PSI.KELUARGA


Novel ini mengemas cerita yang mudah untuk dibaca tapi memiliki makna yang besar tentang lika-liku kehidupan, khusunya lika-liku kehidupan berkeluarga.  “Test Pack”,  yang pada umumnya telah kita tau merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kehamilan dan sebagai alat uji ada atau tidaknya kehamilan wanita. Tetapi dalam novel ini, test pack digunakan sebagai tema dan dapat mengangkat makna yang lebih besar dari hanya sebatas untuk mendeteksi kehamilan.  Disini “Test Pack” dapat memperlihatkan esensi cinta, pekawinan, komitmen dalam sebuah hubungan, rumah tangga, dan eksistensi anak-anak dalam keluarga.


Berdasarkan tipe keluarga dalam novel ini memiliki tipe keluarga Dua Generasi, Nuclear Family. Dimana dalam keluarga ini menunjukkan mereka dalam satu keluarga terdiri dari suami (Rahmat) , istri (Tata), dan masih belum adanya anak dalam keluarga mereka. Meski di akhir cerita menunjukkan mereka mengadopsi seorang anak untuk melengkapi heridupan keluarga mereka. 


Dengan melihat dari Tahapan dalam Interpersonal Relationship, hubungan antara Rahmat dan Tata berada pada tahap Deterioration, dimana pada tahap ini merupakan tahap mulai munculnya masalah dalah sebuah hubungan. Dalam hal ini merupakan hubungan suami istri antara tata dan Rahman yang memilki masalah bersama, yaitu selama pernikahan 7 tahun mereka masih belum memiliki anak. Masih belum memiliki anak adalah masalah terbesar mereka saat itu. Tata yang sangat ingin dapat memberikan suami yang paling dia cintai seorang bayi, dan Rahman yang tidak terlalu menuntut hadirnya bayi dalam kehidupan mereka. Masalah disini semakin besar ketika mereka telah melakukan tes kesuburan.  Tata yang selama ini sangat cemas takut dia infertil dan tidak bisa hamil, ternyata yang dinyatakan psitif infertil oleh dokter adalah Rahmat. Disini sisis egois istri yang sangat memilki anak sangat tampak jelas terlihat. Tatat sebagai istri tidak menyadari betapa terpukulnya Rahmat ketika dia mengetahui bahwa dia positif inferti. Yang terlihat di mata Tata, pupus sudah harapannya selala 7 tahun berusaha agar dapat menjadi seorang ibu. Rahmat yang menyembunyikan hasil tes spermanya membuat Tata semakin marah dan menyalahkan suaminya terus tanpa memikirkan bagaimana hancurnya perasaan suaminya. Ditambah lagi dengan adanya salah paham anatar Rahmat dengan Tata yang mengira suaminya telah berselingkuh darinya. Bahkan Tata memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka dan kembali kepada orang tuanya untuk beberapa saat. Parahnya, tata memeutuskan untuk bercerai dari Rahmat. Setelah melalui berbagai usaha yang dilakukan Rahmat untuk menjelaskan dan membuktikan betapa besar cintanya pada tata, dapat membuat Tata luluh dan memafkan kesalahan suaminya. Akhirnya keputusan yang di ambil oleh pasangan suami istri ini adalah berbaikan. 


Dalam Deteration terdapat Repair dan Dissolution. Dimana Dessolution merupakan keputusan pasangan untuk mundur atau memutuskan  hubungan karena dirasa hubungan mereka sudah benar-benar tidak dapat lagi untuk dilanjutkan. Sedangkan Repair adalah tahap dimana pasangan memutuskan untuk memperbaiki kesalahan masing-masing dan memperbaiki masalah bersama sehingga dapat terus melanjutkan hubungan menjadi lebih baik. Dan yang terdapat dalam nover ini seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Tata dan Rahmat memutuskan untuk memperbaiki dan memafkan kesalahan masing-masing pasangan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka dengan solusi untuk mesalah mereka adalah dengan membuat kesepakatan baru dalah kehidupan pernikahan merekan. Diamana kesepakatan tersebut adalah untuk tidak pernah lagi membicarakan masalah infertil dan memutuskan untuk mengadopsi anak.  Dan mereka juga berjanji untuk lebih dapat memahapi pasangan pasing-masing dan dapat lebih jujur kepada pasangan. Tindakan yang dilakukan oleh Tata dan Rahmat tersebut merupakan tahap Interpersonal Repair. Dalam interpersonal repair, pasangan memperbaiki kesalahan masing-masing dan membuat keputusan-keputusan baru yang telah disepakati bersama.


Jika di analisis berdasarkan Family and Communication, terdapat 4 pola komunikasi dalam keluarga secara umum, yaitu:
(1) The Equality Pattern, dalam pila ini setiap individu memiliki kesempatan berkomunikasi yang sama. Setiap individu dianggap sederajat dan memiliki kemampuan yang sama, bebas mengemukakan ide, opini, dan kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan inerpersona lainnya. Dalam pola ini tidak ada pemimpin dan pengikut, pemberi pendapat dan pencari pendapat, tiap orang memainkan peran yang sama.
(2) The Balanced Split Pattern, Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Tiap orang dianggap sebagai ahli dalam wilayah yang berbeda.
(3) The Monopoly Pattern, Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang kontrol. Pihak yang mendominasi mengeluarkan pernyataan tegas, memberi tahu pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas, memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak lain akan kehebatan.
(4) The Unbalanced Split Pattern, Satu orang dipandang sebagai kekuasaan. Orang ini lebih bersifat memerintah daripada berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan akhir.
Dari 4 pola komunikasi tersebut diatas, yang paling tampak dalam hubungan Tata dan Rahmat adalah pola komunikasi The Equality Pattern dan The Balance Split Pattern. Ditunjukkan dalam novel ini komunikasi antara Tata dan Rahmat yang baik. Rahmat sebagai suami tidak berusaha mendominasi. Suami bersikap fleksibel dengan tetap mendengar segala ide yang diungkapkan oleh Tata. Meski posisi Rahmat adalam keluarga adalah suami, dia juga tidak merendahkan Tata yang posisinya sebagai istri dari Rahmat. Mereka mampu menjalin komunikasi dengan timbal balik yang adil dengan tidak ada salah satu dari mereka yang berusaha untuk mendominasi dalam berkomunikasi. 
Pola komunikasi yang tampak juga The Balanced Split Pattern. Pola komunikasi pada pasangan ini juga memiliki pola dimana setian individu memiliki kekuasaan dan bidangnya masing-masing. Contohnya tampak dalam novel ini Tata yang memiliki kekuasaan penuh dalam hal kebersihan rumah mereka, memegang hak penuh. Ketika suaminya melakukan kesalahan dengan menaruh baju-baju dan kaos kakinya sembarangan di dalam rumah dia akan mulai memarahin suaminya. Akan tetapi hal tersebut bukanlah merupakan konflik yang besar dalam hubungan rumah tangga mereka.


Selain pola komunikasi yang baik aspek yang tidak bisa dilupakan dalam rumah tangga adalah 3 dimensi dalam sistem keluarga, yaitu.
1.       Cohesion
2.       Flexibility
3.       Communication
Cohesion dalam hubungan rumah tanggan Tata dan Rahmat menunjukkan mereka berada dalam level Cohesive. Keintensifan mereka dalam bertemu cukup sering. Akan tetapi bukan berarti setiap individu dalam keluarga tidak memiliki ruang untuk bersantai dengan teman-teman, tetapi waktu untuk keluarga mereka cukup intensif. Mereka selalu lebih mendahulukan kepentingan keluarga, dan ketika memiliki masalah mereka dapat bersikap terbuka kepada pasangan.
Flexibility yang dimiliki dalam rumah tangga mereka juga berada pada level flexible. Dapat terlihat dari pembagian tugas yang tidak kaku. Siapa yang mampu mengerjakannya langsung dikerjakan. Tidak ada aturan yang terlalu membatasi ruang gerak masing-masing pasangan. Tata dan Rahmat dapat lebh demokratis dalam membuat peraturan dalam rumh tangga.
Communication yang ditunjukkan dalam hubungan antara Tata dan Rahmat, mereka memilki komunikasi yang baik dimana tidak ada salah satu dari mereka yang berusaha untuk mendominasi dalam perbincangan. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam menyempaikan asperasi dan ide-ide mereka dan baik Tata ataupun Rahmat mampu untuk saling menghargai mendapat pasangan.
Inti dari Novel “Test Pack” ini, bahwa mencintai seseorang tidak perlu adanya alasan, mencintai hanya karena kita ingin mencintai.







DAFTAR  PUSTAKA

Yunita, Ninit. 2011. Test Pack. Gagas Media : Jakarta Selatan
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 2). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 3). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga, Sistem Dalam Keluarga (Pertemuan 8). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang

Minggu, 08 April 2012

Review dan Analisis Film "MOTHERHOOD"

REVIEW FILM MOTHERHOOD



Eliza K. Welch yang di peran kan oleh Uma Thurman adalah bentuknya nyata dari seorang ibu rumah tangga yang waktunya banyak tersita habis untuk keluarganya bahkan sampai tidak memiliki waktu untuk dirinya pribadi. Eliza yang pada dasarnya merupaka penulis artikel yang harus memutuskan untuk berhenti bekerja agar dapat sepenuhnya memperhatikan suami dan anak-anaknya. Kehidupan rumah tangga Eliza dipenuhi dengan segala intrik menjadi seorang ibu. Dimulai dari harus bangun paling awal untuk menyiapkan masakan untuk suami dan kedua anaknya, membereskan rumah, dan mengantarkan anak-anaknya berangkat sekolah. Eliza memiliki suami sebagai kolektor buku. Yang  Dalam kesibukannya sebagai seorang ibu, Eliza hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk dapat menyalurkan hobynya menulis.

Suatu hari ketika Eliza sedang asik menulis dalam blognya, ada sebuat iklan masuk dalam blognya dimana disana dicantumkan bahwa akan diadakan lomba menulis artikel dalam blog dengan hadiah untuk pemenang pertama 3000 dolar sebulan. Pemenang kedua akan mendapatkan 1000 dolar atau pergi berlibur gratis ke Mamapalooza. Ditengah keinginannya untuk memenangkan perlombaan tersebut, Eliza harus dihadapkan pada pesta ulang taun putrinya, Clara, yang telah berumur 5 tahun. Keinginannya yang besar untuk tetap dapat mencapai cita-citanya di tengah pilihannya menjadi seorang ibu membuat banyak waktunya tersita dengan ditambah dengan suaminya yang tidak ikut membantu dalam mengurus segala keperluan dalam rumah tangga membuat tingkat stres Elisa meningkat. Dengan sabar Eliza mencoba untuk menghadapi segala keluh kesahnya menjadi seorang ibu.

Untuk mempersiapkan ulang tahu anaknya, Clara, Eliza harus dihadapkan dengan banyak rintangan. Diawali dengan untuk berangkat membeli perlengkapan pesta putrinya Eliza membutuhkan mobil untuk membawa barang-barang tersebut tapi pada hari itu mobilnya harus berpindah tempat kebeberapa blok dari apartemennya karena di derek oleh kru film yang mengatakan bahwa sepanjang jalan depan apartemennya akan digunakan untuk mengambilan gambar film. Tanpa mobilnya Eliza memutuskan untuk menggunakan sepeda roda dua milik suaminya, Every. Eliza tetap semangat dan sangat mandiri untuk mempersiapkan segala perlengkapan untuk pesta ulang tahun Clara. Sebelum berangkat berbelanja, Eliza berpesan kepada Every untuk menjaga putranya, Lucas, dengan baik dan meminta Every untuk membaca tulisan awal untuk lomba artikel yang akan diikuti oleh Eliza.

Dalam perjalanan berbelanja, Eliza tetap tidak luput dari beberapa masalah seperti bannya harus kempes yang dikarenakan pecahan botol, tulisan nama Clara di atas kue yang salah tulis kikarenakan kesalahan pembuat kue tart akan tetapi justru Eliza yang disalahkan akan hal tersebut oleh penjual roti, dan beberapa hal lainnya yang tetap tidak menyurutkan semangat Eliza. Setelah mendapatakan seluruh keperluan pesta putrinya, ia kembali ke apartemennya. Sesampainya di depan apartemennya, Eliza berusaha meminta bantuan pada suaminya, Every, karena barang bawaannya sangat banyak, Eliza merasa kesulita untuk membawa smua barang-barang terbut kedalam apartemennya. Tapi ternyata Every tidak ada di rumah, dan itu membuat Eliza sangat marah pada Every karena Every selalu tidak ada ketika dia sangat membutuhkan Every. Di depan apartemennya Eliza bertemu dengan kurir pengantar surat bernama Mikesh yang dengan baik harti mau membantu membawa barang-barang Eliza masuk dan juga membantu menghiasa apartemen untuk acra pesta ulang tahun Clara.

Ketika Eliza membaca coretan yang dituliskan Avery pada tulisan yang tadi Eliza pesan untuk dibaca oleh Avery, “apa yang sebenarnya ingin kau katakan,Eliza?” dan itu membuat Eliza marah, Eliza langsung pergi keluar dengan membawa mobilnya dan pergi keluar kota. Ketika dalam perjalanan ke luar kota Eliza di telpon oleh Avery, Avery meminta Eliza untuk segera pulang, mereka sempat bertengkar di telpon, sampai akhirnya Eliza memutuskan untuk cepat kembali ketika putranya Lucas tersedang permen lolipop dan hal itu membuat Eliza sangat khawatir. Ketika sampai di depan aparteman, Eliza dan Avery saling jujur akan apa yang sebenarnya di pendam selama ini, dalam pembicaraan ini mereka hampir bercerai akan tetapi telah di temukan solusi agar pernikahan mereka tetap utuh. Avery menanggapi semua yang Eliza katakan dan dia pun meminta Eliza untuk mengatakan semua yang ingin ia katakan kepada Avery tanpa harus menyembunyikannya. Setelah kejadian tersebut Eliza semakin terbuka kepada Avery dan begitu juga Avery semakin memahami Eliza. Kisah ini ditutup dengan pesta Clara yang berlangung ceria dan di bagian paling akhir Avery memberikan hadiah sebuah cek yang bernilai $24.000 kepada Eliza karena Avery berhasil menjual sebuah buku klasik yang menjadi kesayangannya selama ini.



ANALISIS FILM "MOTHERHOOD"

Berdasarkan Tipe keluarga dalam film ini, Keluarga Eliza memiliki tipe keluarga Dua Generasi, Nuclear Family. Dimana di dalam keluarga yang hanya terdiri dari keluarga ini tanpa adanya keluarga besar yang lainnya. Keluarga ini terdiri dari Ayah (Avery), ibu (Eliza), dan anak (Clara dan Lucas). 

Apabila kita melihat dari Tahapan dalam Interpersonal Relationship, hubungan suami istri antara Avery dan Eliza memasuki tahap Deterioration, dimana pada tahap ini adalah tahap dimana sudah muncul masalah dalam menjalin sebuah hubungan. Hal itu tampak dari Eliza yang merasa dalam keluarga ini hanya dia yang paling berkonban, dia merasa hanya dia yang paling berusaha keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Eliza sadar Avery juga bekerja, tapi Eliza merasa apa yang dilakukan Avery tidak cukup dapat meringankan bebannya sebagai seorang ibu rumah tangga yang sangat sibuk dalam mengurus suami, anak dan selalu membersihkan rumah. Bahkan segala kepenatannya dalam mengurus keperluan rumah tangga itu membuat Eliza merasa kehilangan hasrat. Eliza juga merasa bahwa Avery sudah tidak lagi memandangnya berharga. Hal-hal tersebut yang selama ini Eliza pendam hingga puncaknya Eliza memutuskan untuk keluar kota. 

Masalah yang paling tampak disini adalah masalah komunikasi anatar suami istri dan kurangnya pengertian dari pasangan. Kurangnya komunikasi ini menyebabkan sering kali terjadi salah paham antara Eliza dan Avery. Adanya kurang rasa pengertian dari pasangan juga tampak dari sikap Avery yang tetap diam saja melihat Eliza yang sibung mengurus dan membereskan anak dan rumah. Dan kurang pengertian ini juga tampak dari Elisa yang dia tidak sadar apabila suaminya juga sebenarnya sangat peduli akan keluarga ini, dan suaminya juga telah melakukan pengorbanan dengan meninggalkan cita-citanya demi keluarga mereka dan lebih memlih pekerjaan yang lebih cepat menjanjikan.

Dalam Deterioration terdapat Repair dan Dissolution. Dessolution adalah dimana pasangan memutuskan untuk mundur atau memutuskan hubungan karena dirasa sudah benar-benar tidak baik lagi apa bila diteruskan. Sedangkan Repair adala dimana pasangan memutuskan untuk memperbaiki segala hal yang menjadi masalah dalam menjalin hubungan selama ini dan terus berusaha untuk mempertahankan hubungan menjadi lebih baik. Yang terjadi dalam film ini adalah pasangan suami istri ini memutuskan untuk mangambil langkah untuk memperbaiki hubungan, diman dalam tahapan interpersonal relationship disebut dengan Interpersonal Repair. Hal itu bisa tampak dari bagaiman Eliza dan Avery menyelesaikan masalah sampai di temukannya solusi sehingga dapat menggagalkan niat Eliza yang tadinya sangat ingin bercerai dari Avery. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk berbaikan dan terus menjalani kehidupan sebagai keluarga yang lebih baik, lebih mengerti, dan lebih jujur antara satu sama lain.

Jika di analisis berdasarkan Family and Communication, terdapat 4 pola komunikasi dalam keluarga secara umum, yaitu: (1) The Equality Pattern, (2) The Balanced Split Pattern, (3) The Monopoly Pattern, (4) The Unbalanced Split Pattern. Yang jelas tampak dalam film ini hanya pola komunikasi The Equality Pattern dan The Balanced Split Pattern.

1.     The Equality Pattern
Berdasarkan The Equality Pattern dalam sebuah hubungan tidak ada yang ditutup-tutupi, jujur dalam menyampaikan ide, pendapat dan keyakinan. Masing pasangan saling terbuka, jujur dan tidak ada yang paling mendominasi. Seperti yang tampak dalam film ini baik Eliza dan Avery saling terbuka antara satu sama lain, mereka mengambil keputusan secara bersama-sama, meski dalam pertengahan menjalin hubungan mereka mengalaki konflik yang mana tidak lagi bersikap terbuka dan lebih memilih untuk memendap perasaan masing-masing tapi perlahan mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan mereka tidak benar sehingga mereka kembali memutuskan untuk terus bersikap lebih terbuka, saling jujur akan perasaan masing-masing. Eliza yang mengutarakan segala keluh kesahnya selama ini dan begitu pula yang dilakukan Avery yang menjelaskan tentang segala keluh kesahnya selama ini. Pasangan ini juga menghargai keinginan anak-anaknya tapi tetap tidak memanjakannya. Mereka saling mengerti dalam mengurus dan menjaga anak-anak mereka.

2.     The Balanced Split Pattern
Merupakan hubungan yang sejajar, setiap pasangan memiliki domain dan otoritas yang berbeda. Seperti yang tampak dalam film ini Elisa dan Avery yang  memiliki otoritas yang berbeda, Elisa yang memiliki hoby menulis dan harus mengurus anak-anaknya di rumah dan Avery yang harus mekerja sebagai kolektor buku. Karena tidak saling terbuka sehingga muncul perasaan suaminya tidak mengerti dia dan selalu tidak ada ketika dibutuhkan, padahal sebenarnya itu semua terjadi dikarenakan Eliza yang kurang dapat jujur dalam mengutarakan isi hatinya kepada suaminya.





DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 2). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang
Pratiwi, Ari. 2012. Handout Psikologi Keluarga (Pertemuan 3). Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Politik Dan Ilmu Sosial, Psikologi : Malang

Minggu, 26 Februari 2012

ANALISI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA PADA FILM “The Back Up Plan”



Tokoh utama dalam film The Back Up Plan ini adalah Zoe. Dimana Zoe adalah seorang wanita yang memiliki usaha pet-shop yang cukup bagus. Dalam hal ini, Zoe sedang berada pada Fase Dewasa Awal. Mengapa dapat dikatakan bahwa Zoe berada pada fase dewasa awal

Dijelaskan bahwa seseorang yang berada pada fase dewasa awal memiliki dua kriteria. Kriteria tersebut adalah seseorang yang telah memiliki kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan.  Disini Zoe memenuhi dua kriteria tersebut. Berdasarkan kriteria kemandirian ekonomi, Zoe sudah memiliki penghasilan yang cukup tetap dari usaha pet-shopnya yang cukup sukses. Bahkan Zoe telah mampu untuk membiayai dua karyawan di pet-shop miliknya. Zoe juga telah memenuhi kriteria kemandirian membuat keputusan. Dimana hal ini merupakan konflik yang terjadi dalam film ini. Dimana Zoe yang merupakan orang yang selalu memiliki rencana dalam hidupnya. Perkawinan dan memiliki anak yang seharusnya merupakan rencananya pada saat ini ternyata tidak terlaksana yang dikarenakan semua pria yang pernah dia temui tidak sesuai dengan kriterianya. Zoe memutuskan sebuah rencana cadangan yang cukup berani dalam hidupnya. Zoe berani mengambil keputusan untuk melakukan inseminasi dan memutuskan untuk tidak akan berhubungan lagi dengan pria lain. Keputusannya yang berani dia ambil saat itu adalah dia memutuskan untuk tetap memiliki anak meskipun tidak memiliki pasangan pria dalam hidupnmya dengan melakukan inseminasi. Berdasarkan dua kriteria itulah maka Zoe dapat dikatakan bahwa dia berada pada Fase Dewasa Awal. 


·         PERKEMBANGAN FISIK:

Dilihat dari perkembangan fisik. Zoe memiliki bentuk tubuh yang ideal. Hal itu dikarenakan dia rajin berolah raga. Pada fase dewasa awal, seseorang akan berusaha untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Seperti yang dilakukan oleh Zoe, dia berusaha meningkatkan kesehatannya dengan rajin berolahraga bersama dengan temannya sehingga selain tetap menjaga agar kesehatan tetap dalam keadaan baik juga dapat memperindah tubuhnya. 

Dari pola makannya, Zoe bukanlah orang yang terlalu memperhatikan pola makan. Dimana dapat terlihat dari Zoe yang suka makan makanan ringan, makan makanan berlemak. Meski Zoe tidak termasuk orang yang menjaga pola makannya, tetapi dia tetap dapat memiliki tubuh yang indah. Kembali lagi pada keterangan diatas dimana Zoe selalu rajin berolah raga. 

Akan tetapi ketika memasuki masa dimana dia mulai hamil dengan keadaan perut yang semakin membesar membuat pola makan Zoe semakin meningkat. Keadaannya yang sedang hamil membuat Zoe merasa selalu lapar, akhirnya membuat bobot tubuhnya semakin meningkat. Selain keadaan perutnya yang semakin membesar, bagian tubuhnya yang lainpun ikut membesar karena pola makannya yang terus merasa lapar hingga semua baju sexynya yang dulu tidak lagi muat ditubuhnya. 


·         PERKEMBANGAN KOGNITIF:

Dilihat dari perkembangan kognitif Zoe, dia adalah individu yang dapat mengatur pemikiran operasional formalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari dia yang membuat suatu rencana dalam hidupnya dan menyelesaikan masalah-masalahnya dengan lebih sistematis. Seperti Zoe sudah merencanakan bahwa pada umurnya saat ini, dia seharusnya sudah menikah dan memiliki seorang anak, akan tetapi karena tidak berjalan sesuai dengan yang dia rencanakan, Zoe memberanikan diri untuk menyelesaikan masalah ketidak sesuaian rencanya itu dengan cara mengambil keputusan bahwa dia akan melakukan inseminasi agar dia dapat memiliki anak meskipun tanpa hadirnya pasangan dalam hidupnya.

Dijelaskan oleh Gisela Labouvie- Vief (1982, 1986) bahwa logika remaja dan optimisme berlebihan pada kaum muda akan menghilang di awal masa dewasa. Integrasi baru dari ikiran terjadi pada masa dewasa. Pada masa dewasa awal, sedikit mengandalkan analisis logis dalam memecahkan masalah. Komitmen, spesialisasi, dan penyaluran energi kedalam usaha seseorang untuk memperoleh tempat dalam masyarakatdan sistem kerja yang kompleks menggantikan ketertarikan remaja pada logika yang idealis. Jika kita mengansumsikan bahwa pemikiran logis dan optimisme yang meluap menunjukkan kriteria kedewasaan kognitif, dimana kegiatan kognitif orang pada masa dewasa awal terlalu kongkrit dan pragmatis.

Dalam hal ini di tunjukkan oleh perilaku Zoe yang tidak berpikir logis dimana dia langsung mengambil keputusan akan melakukan inseminasi dengan pandangan bahwa dia tidak akan lagi menemukan pria yang layak sehingga dia tidak akan memiliki waktu untuk memiliki anak maka dari itu dia memutuskan untuk melakukan inseminasi. Zoe tidak menyadari dan menutup logikanya tentang suatu saat dia pasti akan menemukan orang (laki-laki) yang tepat untuk mendampingi hidupnya. Hal itu tertutup oleh rasa sakit hatinya pada banyak pria yang sudah pernah berhubungan dengannya yang selalu menyakiti dan tidak memenuhi persyaratannya. Sehingga ketika keputusan inseminasi telah dia lakukaan dan disaat yang hampir bersamaan dia telah menemukan pria yang ternyata adalah orang yang akan menjadi pendampinghidupnya. Di sini barulah Zoe menyadari bahwa keputusannya melakukan inseminasi itu terlalu gegabah dan membuat dia bingun bagaimana menjelaskan pada kekasihnya bahwa dia telah hamil. Disini Zoe kebingungan dan masih tetap sering berpikir tidak logis. Zoe beranggapan bahwa kekasihnya tidak akan dapat hidup menerima kenyataan bahwa Zoe sekarang telah hamil hasil dari Inseminasi.

Meski pada masa dewasa awal seseorang akan sering berpikir tidak logis yang teralihkan oleh hal-hal yang menyangkut komitmen, spesialisasi, dan penyaluran energi, seseorang dalam masa ini dapat beradaptasi secara prakmatis terhadap kenyataan. Dimana dalam film ini, seperti yang telah diceritakan di atas Zoe mengambil keputusan besar untuk melakukan inseminasi agar memiliki anak meski tidak memiliki pendamping hidup. Pada masalah ini, Zoe memiliki rencana untuk memiliki anak dan siap menerima segala resikonya, akan tetapi Zoe sadar bahwa hidup menjadi orang tua yang hamil tanpa memiliki pendamping hidup pasti akan sangat berat,dan cara Zoe untuk dapat bertahan (beradaptasi) dalam posisi dia sebagai seorang ibu hamil yang tidak memiliki pasangan, dia bergabungan dengan suatu perkumpulan single mother . Kelompok single mother tersebutlah yang dapat membantu dan dapat terus memotivasi hidup Zoe agar tetap dapat bertahan untuk dirinya sendiri dan untuk bayi yang ada dalam kandungannya dengan menjalani hidup sebagai single mother yang tangguh dan bangga.


·         PERKEMBANGAN EMOSIONAL:

Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa dewasa dini sangat berkaitan dengan perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja. Mada masa dewasa awal lebih fokus pada hal-hal yang merupakan minat baginya. Kondisi yang mempengaruhi perubahan minat adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan pola kehidupan, perubahan nilai, perubahan peran seks, perubahan status pernikahan, menjadi orang tua, tekanan budaya dan lingkungan. Pada masa ini seseorang juga mengalami masa krisis sosial yang dikarenakan adanya tekanan pekerjaan dan keluarga. Peran sosial sering terbatas sehingga mempengaruhi persahabatan, pengelompokkan sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu.

Dilihat dari perkembangan emosional dari Zoe, dia memiliki riwayat keluarga yang tidak utuh. Dimana Ibu Zoe meninggal karena penyakit saat umurnya 8 tahun dan  ayahnya meninggalkannya saat ibunya sedang sakit parah. Maka dari itu Zoe sangat membenci ayahnya dan tidak pernah mau membicarakan tentang ayahnya. Sejak ibunya meninggal Zoe hidup dengan neneknya yang kemudian dia memutuskan untuk tinggal sendiri dan membangun sebuah usaha pet-shop. Dari kehidupan keluarganya itu Zoe memiliki perasaan kesepian. Dia sangat takut jika suatu saat neneknya meninggal dan dia hanya akan hidup sendirian. Oleh karena itu, Zoe telah merencanakan dalam hidupnya jika padaa umurnya saat itu harus sudah menikah dan memiliki anak karena dia merasa apabila neneknya meninggal, dia tidak akan sendirian karena akan ada suami dan anaknya.
Dari perasaan kesepiannya itu Zoe menjalin hubungan dengan banyak pria akan tetapi dari sekian banyak pria itu tidak ada yang sesuai dengan kriterianya. Hal itu bembuatnya putus asa dan merasa harus mengambil rencana cadangan yaitu dengan melakukan inseminasi. Pada saat itu, Zoe merasa menjadi wanita yang sangat beruntung karena dia akan segera memiliki anak, mesti tanpa pasangan hidup. Dia merasa sangat optimis dengan keputusan yang telah diambilnya. Semakin banyaknya tekanan-tekanan akan respon dari keputusannya untuk melakukan inseminasi dari temannya membuat dia harus berusaha untuk beradaptasi dengan ikut masuk dalam kelompok single mother. 

Dan disaat Zoe dalam keadaan yakin akan keputusannya, dia bertemu dengan pria yang membuat Zoe dilema kembali dengan keputusan tentang inseminasi yang telah dia sepakati. Hal tersebut menjadi suatu konflik baru dalam hidupnya yang mempengaruhi perkembangan emosionalnya sebagai seorang calon single mother dengan hadirnya pria yang sangat dia cintai yang belum tentu dapat menerima keadaannya yang sedang hamil. Seiring berjalannya waktu dengan penyelesaian yang akhirnya diputuskan oleh Zoe dan kekasihnya dimana kekasihnya dapat menerima keadaannya. Dalam proses kehamilan kehidupan Zoe bersama kekasihnya pada awalnya dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi semakin lama semakin muncul tanggung jawab-tanggung jawab baru sebagai calon orang tua tentang hal-hal keuangan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan calon bayinya kelak menjadi tekanan dalam pembentukan suatu keluarga baru bagi Zoe. Disini lah terlihat dari bagai mana kehidupan suatu keluarga ynag saling melengkapi anatara Zoe dan kekasinya dalam hal keuangan sehingga dapa menyelesaikan permasalahan keuangan baginya.

Pada masa dewasa awal seseorang juga tampak lebih fokus akan minat pribadinya. Disini tampak bahwa Zoe fokus terhadap minatnya akan hewan-hewan peliharaan. Hal itu ditunjukkan dari usaha Zoe membangun pet-shop yang cukup sukses. Kesuksesan dari usaha pet-shopnya itu membentu suatu kebanggaan tersendiri bagi Zoe sehingga Zoe dapat hidup lebih layak dengan hasil usahanya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. (2002). Life- Span Development Edisi Keenam, jilid II. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 08 Januari 2012

TUGAS PSI.REMAJA - Masalah-Masalah Remaja pada Masa Transisi

REMAJA adalah suatu fase perkembangan dalam kehidupan individu. Pada fase ini individu memasuki periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang di tandai dengan tumbuhnya perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan. Walaupun pada face remaja sedang berada pada masa transisi dan adaptasi sesui dengan kebutuhan psikologis dan tugas perkembangannya, bukan berarti remaja boleh tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya, melakukan sesuatu semaunya, dan memaksa orang lain untuk selalu memaklumi segala tingkah lakunya yang melanggar norma masyarakat. Sebaliknya, masa ini harus dapat dimanfaatkan oleh remaja sebagai tahap pematangan diri dan meningkatkan kualitas diri. Dengan kebijaksanaan dirimu dalam banyak hal, kamu akan memasuki tahap masa hidup berikutnya, yaitu masa dewasa dengan baik.
Pentingnya masa remaja sebagai pondasi kehidupan, remaja harus dapat sadar menghindari  berbagai perilaku yang beresiko tinggi, khususnya yang tergolong msalah psikososial. Sering kali masalah-masalah ini membebani kehidupan pada masa remaja. Menurut Erickson, masa remaja adalah masa terjadinya krisis pencarian identitas diri. Pada tahap ini remaja akan berusaha mencari tau siapa diri mereka, apa yang akan remaja lakukan untuk hidupnya, kearah mana remaja akan menjalankan hidupnya, dan bagaimana remaja menjalan hidupnya. Dimana dalam pencarian jati diri remaja akan mengalami perkembangan identitas melalui proses yang panjang dan bertahap.  Sering kali dalam pencarian jati diri ini menimbulkan masalah pada diri remaja. Berikut beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan dapa diri remaja, yaitu :
  1. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  2. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  3. Ketidakstabilan emosi. Disini remaja mulai merasa bahwa dialah orang yang paling menderita jika dalan keadaan down. Remaja akan mudah mengambil kesimpulan sendiri sesuai dengan kebenaran dari pemikirannya sendiri.
  4. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  5. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. Disini remaja akan selalu merasa bahwa dirinya yang paling benar yang seringkali dapat menimbulkan pertentang dengan orang tua.
  6. Senang bereksperimentasi dan bereksplorasi. Merasa ingin melakukan ini dan itu, mencoba banyak hal-hal yang baru baginya.
  7. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. Sering kali remaja membanyangkan apa yang akan terjadi padanya saat dimasa depan. Hal ini dapat berakibat baik apabila remaja tersebut dapat mengontrol segala fantasinya dengan positif dan tidak berlebihan. Buruknya apabila remaja sudah terlalu hanyut pada fantasinya yang terlanjur terlalu tinggi dan pada faktanya remaja tersebut tidak memiliki kapasitas untuk mencapai khayalannya tersebut dapat membuat remaja merasa sangat ‘jatuh’ yang dapat mengakibatkan frustasi, hal ini di pengaruhi juga oleh keadaan emosi remaja yang tidak stabil.
  8. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  9. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Pada masa trasisi ini remaja mulai merasa ini mendapat pengakuan dari lingkungannya. Dengan tahap masih dalam pencarian jati diri, seringkali tanpa sadar remaja memilih menjadi seperti apa yang orang lain mau hanya untuk mendapatkan pengakuan sekitarnya, dan untuk mendapatkan itu remaja membentuk kelompok yang memiliki beberapa kesamaan dan hanya bergaul karena disitu remaja merasa dapat diterima karena memiliki kesamaan-kesamaan tersebut.

·         Beberapa transisi tahapan yang dihadapi pada masa remaja, yaitu :
1. Transisi Dalam Emosi, Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melaluimasa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.
2. Transisi Dalam Sosialisasi, pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik dengan sejenis maupun lawan jenis.
3. Transisi Dalam Agama, Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
4. Transisi Dalam Hubungan Keluarga, Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
5. Transisi Dalam Moralitas, Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

·         Beberapa faktor yang menjadi masalah pada remaja, yaitu :

1.    Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat pada masa remaja yang akan memberikan dorongan tertentu yang sifatnya sangat kompleks
2.   Orangtua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya.
3.   Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan teknologi menyebabkan membanjirkan arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi.
4.   Pembangunan kearah industrialisasi disertai dengan pertambahan penduduk menyebabkan maningkatnya urbanisasi, berkurangnya sumber daya alam dan terjadinya perubahan tata nilai. Ketimpangan sosial dan individualisme sering kali memicu terjadinya perubahan konflik perorangan maupun kelompok lapangan kerjayang kurang memadai dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja sehingga remaja akan menderita frustasi dan depresi yang akan menyebabkan mereka mengambil jalan pintas dengan tindakan yang bersifat negatif.
5.    Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk menyalurkan gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai subtitusi yang bersifat positif kearah pengembangan keterampilan yang mengandung unsur kecepatan dan kekuatan, misalnya olahraga.

Masa trasisi dari remaja ke dewasa merupakan awal adanya perubahan dari "mencari identitas" kepada kemandirian namun juga hubungan sosial yang lebih hangat dan mengarah pada pernikahan. Disini remaja mulai merasa feeling in between dimana remaja merasa sudah bukan lagi remaja tapi juga belum dewasa sepenuhnya. Remaja juga mulai merasakan The age of possibilities,  dimana remaja merasa memiliki banyak kesempatan untuk mengubah hidup. Remaja lebih fokus terhadat jutuan akan hidupnya dan diamasa ini lah remaja mulai lebih maksimal dalam mengeksplorasi identitas dirinya, cinta, dan karirnya.

  • Berikut adalah salah satu contoh kasus masalah yang sering terjadi pada masa transisi remaja. Email berikut merupakan email yang dikirm oleh seorang ibu yang anaknya telah tiada diakibatkan bunuhdiri dengan cara gantung diri di rumahnya. Berikut isi email :

    Beberapa tahun yg lalu, seorang gadis berumur 15 tahun bernama Lisa Marie meninggal gantung diri di rumahnya.Dia seorang gadis manis dan tinggal di Michigan. Lima hari setelah kematiannya , ibunya menemukan buku hariannya di kamarnya. Ibunya ingin mengetahui sebab kematiannya.

    Berikut adalah isi buku harian tsb :

    November 7
    Dear Diary, hari ini hari pertama sekolah di Michigan. Pada saat saya masuk kelas, saya diejek murid2 cowok yg menyebut saya org aneh. Inilah awal hari yg buruk.Kemudian bbrp murid cewek cantik dan populer mendatangi saya dan memperkenalkan diri mereka. Mereka mengatakan saya org terjelek yg pernah mereka temui.Saya pun menangis.

    Saya lalu pulang ke rumah and menelepon Jake. Saya pikir hari ini akan menjadi lbh baik. Namun dia katakan bhw hubungan jarak jauh tidak bisa bertahan ;sekrg dia tingg al di California. Lalu saya katakan bhw saya mencintainya dan rindu padanya. Tetapi dia mengakui bhw alasan dia pacaran dgn saya adalah krn dia ditantang teman2nya. Dia lalu memutuskan hubungan padahal kami sdh berpacaran selama 2 1/2 thn.

    November 9
    Saya sungguh rindu pada Jake. Tapi dia merubah nomor telp-nya shg saya tdk bisa menghubunginya. Hari ini seorang cowok populer mengajak saya ke pesta dansa. Kemudian cewek2 cantik kemarin mengajak saya makan siang bersama. Wow, sungguh menyenangkan !

    November 10
    Saya sdg menangis skrg. Ternyata cowok itu brengsek. Dia menumpahkan minumannya pada baju saya lalu cewek2 itu mengoyak baju saya. Semua org menertawakan saya.Lalu nenek memberitakan bhw papa dan mama tabrakan pagi ini dan mrk dlm keadaan kritis. Saya tdk sanggup menulis lagi.

    November 11
    Hari ini Sabtu , nenek dan saya di rumah sakit sepanjang malam. Papa meninggal pagi ini. Mama lumpuh seumur hidup. Sewaktu di RS , nenek baru tahu dia diserang kanker perut dan harus dikemoterapi. Saya msh tdk percaya Papa sdh meninggal. Saya sdh capek menangis. Saya letih. Saya hrs tidur.

    November 12
    Papa tdk meninggal ! Tidak mungkin ! Ini semua hanya mimpi. Hidup saya sempurna. Jake msh mencintai saya. Saya tdk bisa menulis lagi. Saya sdh menangis terlalu lama. Saya ingin mati. Bawalah saya.

    Keesokan harinya Lisa ditemukan tewas gantung diri dengan tali berwarna kuning.
    Saya ibunya. Nama saya Miranda Gonzalez. Saya menulis email ini agar org lain tidak mengalami apa yg dialami anak saya. Ingatlah semua orang ingin dicintai dan dipeluk setiap hari.
    Tidak ada seorang pun di dunia ini
    yang pantas diejek dan dihina atau disingkirkan,
    karena keberadaan kita lahir didunia adalah pemberian Tuhan semata
    dan bukan suatu pilihan yang bisa kita pilih.”


    Seperti yang telah di jelaskan di atas. Masa remaja adalah masa dimana remaja mencari jadi diri dan memiliki emosi yang tidak stabil. Dari contoh kasus di atas dapat kita lihat remaja yang bernama Lisa Marie memiliki emosi yang tidak stabil dimana hal itu dapat terlihat dari bagaimana remaja tersebut menanghdapi suatu masalah. Dia tidak dapat menggontrol emosi, remaja tersebut berusaha membohongi diri sendiri bahwa ayahnya tidak meninggal, Jake masih mencintainya, dan hidupnya bahagia. Akan tetapi penguatan yang dia berikan pada dirinya tidak cukup kuat untuk menghentikan keinginannya untuk bunuh diri. Dia merasa masalahnya sangan berat dan dia sangat lelah menghadapi itu.
    Hal tersebut sering kali terjadi pada remaja. Emosi yang tidak stabil. Dengan masalah yang datang bertubi-tubi dan tidak adanya dukungan dari orang sekitar membuat remaja semakin tidak mampu mengotrol emosi yang ada dalam dirinya. Remaja yang berada pada masa transisi dimana dia masih mencari jadi dirinya sangan membutuhkan dukunga-dukungan dari orang-orang terdekatnya agar remaja tersebut tidak salah dalam mengambil jalan hidupnya. Dari contoh kasusu diatas kita dapat melihat bahwa Lisa memutuskan untuk mengambil jalan hidupnya untuk mengakhiri hidupnya karena merasa terlalu lelah. Apabila Lisa memiliki orang-orang yang selalu mendukung dan memantaunya tentu hal tersebut tidak akan terjadi. Memang betul pada masa remaja biasanya tidak suka di atur oleh orang tua, akan tetapi remaja masih merupakan tangguangan orang tua sehingga perlu diberipengarahan secara tidak langsung.

    Pada masa trasisi menuju dewasa remaja juga mulai merasa feeling in between dimana remaja merasa sudah bukan lagi remaja tapi juga belum dewasa sepenuhnya. Contoh seperti dalam kasus diatas dalam hal percintaan Lisa Marie. Remaja yang memasuki masa transisi memiliki tingkat khayalan dan bualan yang tinggi akan sesuatu. Dalam kasus diatas Lisa memiliki pandangan bahwa Jake adalah orang yang paling dia cintai, dia berusaha membohongi diri sendiri bahwa Jake adalah orang yang masih mencintainya meski yang sebenarnya Lisa sendiri tahu bahwa Jake sudah meninggalkannya dan ternyata Jake berpacaran dengan Lisa pun dikarenakan pertaruhan dengan temannya. Sampai pada akhirnya hidupnya pun Lisa tetap beranggapan bahwa Jake masih mencintainya. Perasaan tidak bisa menerima kenyataan akan sesuatu yang dia bayangkan terlalu tinggi tersebut dapat mengakibatkan seorang remaja mengalami frutasi seperti yang dialami Lisa yang merasa sangat frustasi akan semua masalah yang tidak dapat dia terima kenyataannya.

     

DAFTAR PUSTAKA :
Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
http://www.damandiri.or.id/file/ulfahmariaugmbab1.pdf
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_psi_0704478_chapter1.pdf